Laman

Selasa, 07 Mei 2019

BAHAYAL


Memandang kejauhan

mata sang pemimpi memetik pesona sunset yang sementara tersenyum. Senang menatap
cahayanya. Kenikmatanmu tetap


kuperhitungkan bahkan sampai dilihat mata besar


sontak ingin bercumbuh.

Hari ini adalah bagianku akan kunikmati setiap sisi


hingga kau mendesah dalam libido yang tak tertahan.


Bayangku kau adalah pacar

semalamku.


Catatanku.
Katanya ditanahku katanya diwilayahku
katanya siapapun bisa kesana

Ya, bisa kesana jika punya ratusan dolar untuk digantikan.



Terbangun saat mata meruncing menghadap laut.

indah tempat yang katanya punyaku

tapi tak bisa dinikmati.


sekarang mataku terhantar pada manusia-manusia tinggi

itu dengan sengaja meninggi tak mampu

mengangkat penopangnya.




Bunaken, 6 Mei 2016



Senin, 06 Mei 2019

JANGANG BUKA NEH

Layaknya puncak lokon, 
sepertinya sulit ku gapai dirimu. 
Tetap ku melawan pun hati menepi.
Semoga ini bukan nyanyian 
sang harap yang menari di lautan rindu.

14 April 2019

Sang bulan meratapi kesendiriannya.
Moleknya, sampai ke permukaan jiwa.
Senandungnya merintih bias tak terselami
Duhai rindu sudikah kita bertemu?
Sekali sampai beribu pun tak terhingga biasnya.
Bukan kau yang ku maksud tapi soal rindu yang sendiri.

19 April 2019

INI LEI VIRUS JANG BRANI BUKA

Sang bulan meratapi kesendiriannya.
Moleknya, sampai ke permukaan jiwa.
Senandungnya merintih bias tak terselami
Duhai rindu sudikah kita bertemu?
Sekali sampai beribu pun tak terhingga biasnya.
Bukan kau yang ku maksud tapi soal rindu yang sendiri.

19 April 2019


Harusnya jalan sempit ini menitip
Kesesakan. Seolah terapit oleh himpitan harap.
Harusnya jalan lebar itu memberi harap supaya jangan ada dilema.

Coba kau bandingkan antara kabut bersama sanga cahaya. Dapat kupastikan kau akan paham kala berada di public boat Manado-Bunaken.

Ini soal pembuktian!
Lihat sendiri pun pastikan. Jangan pakai imajimu karena itupun akan berbeda dengan sebenarnya.

Bunaken, 27 April 2019

Minggu, 05 Mei 2019

JANGANG BUKA INI VIRUS

Akhirnya kau bersama si pria lesuh. Rasa keheranan ku kala tatapan memikat seperti sambaran si jubah hitam siap menerjang pria lesuh. Perlahan kau mulai menjauh, tanganku berusaha meraih lembut jari yang nampak saat otakku mengolahnya. Oh sungguhIndah ciptaan make-up ini namun dapat ku bayangkan betapa indah dirimu saat tak ber-makeup. Kenapa semakin jauh? Ini sinting ... bagaimana mungkin wanita yang semula dihadapanku kini terlihat olehku mengecil seolah siap berubah menjadi sub atom dan lenyap untuk menjelajah ruang dan waktu.
Sudahlah ini bukan bagian dari capaianku. Bagaimana mungkin orang yang tak ku kenal berani mendekti cahaya yang semakin meredup? Rupanya ada spectrum cahaya mendekati dari arah si wanita yang lenyap tadi. Mungkin saja dia tak menjadi sub atom dan malah menjadi cahaya, semakin mendekat cahaya itu besarnya seperti bola lampu pijar namun cahaya itu tak dapat ku gambarkan. Kini dia menari-nari di atas kepalaku dan otak kiri ku menyimpulkan ini sebagai pengganti si wanita dan dia kemari untuk menyenangkan ku.
Oh tidak. Kelembutan cahaya ini semula tenang kini membuas nampak dia semakin membersar cahayanya mulai memberntuk mulut terbuka lebar seolah siap menelanku. Lari adalah pilihan dia bukan manusia mana mungkin aku akan melawannya? Badan ini berat sekali untuk berpindah kaki ini sulit bergerak. Ahhh ... kini cahaya itu pas berada dibelakangku bagaimana mungkin badan ini tak bergerak sedikitpun. Dapat kurasakan panas berada disamping cahaya itu dan .... ahhh mataku terbuka, cahaya jendela menyinari badan yang tak berpakaian ini. Dapat kurasakan kejadian tadi dan jantung ini berdetak kencang.
“Lan ... Lan” rupanya si Lingkan memanggilku. Jarang sekali wanita berambut lurus panjang ini mengunjungi rumahku. “Iyo kiapa? Baru kwa bangong kita tunggu nda lama kita ba cuci muka” teriakku dari dalam kamar. Langsung cepat-cepat membersihkan muka dan bertemu dengan wanita yang menjadi primadona di desaku ini. Wulan adalah anak bapak Yansen dan ibu Altje. Dia baru saja menyelesaikan studinya di fakultas teologi Tomohon beberapa tahun lalu dan itu salah satu yang menurutku menjadi salah satu faktor kenapa dia terpandang di masyarakat.
“Kiapa reeng e Lan?” tanyaku sambil menatap mata indahnya serta gigi yang tersusun rapih didalam mulut yang dilapisi kulit yang masih kencang.


Sejenak remang membumbung
Siang hari ini apa yang terjadi?
Sorak gembira, demikian mereka
Yang bergulat dengan malam se malam.

Disinyalir mereka menari-nari
Teriak hidup kebanaran.
Masing-masing bertemakan kusam bahkan menjadi asam.

Masing-masing bangga diri dengan capaian.
Hmm ... capaian apa?
Apakah mereka tahu soal kikinian?
Mereka tidak ada didalam.
Semuanya akan meremas kala berkuasa.

Aku sendiri tertawa.
Keduanya meradang tetap tak akan ku hadang.
Pandang kedepan meliuk-liuk terbentang
Tetap tak akan ku hadang.

Seolah air yang cemar
Begitulah kelakuan mereka.
Tetap tak akan ku hadang.
Tak ada harapan.

Tenang, tetap tak akan kuhadang
Biarkan mereka beronani.

Di aer duriang nene ba lewat ternyata disitu ada da ba buang puru anjing kong so busuk. Akhirnya nenek munta-munta.
So mo pulang dirumah nenek so saki akang so lama nda bae akhirnya tetek Yoni datang obat kong ba bilang pa uda'-uda' "tu nenek pe jiwa da ta tinggal di aer duriang. Dorang karu reeng sayang da lia tu nene da munta-munta kong dorang tolong cuma torang katu deng dorang so nda sama ne musti mo sepulang ulang"
Tete Yoni so ja mulai uba kong tete ba bilang pa uda Dei bataria di piring ini bilang "mama ambi'i cami" kong uda Dei langsung iko akang tu tete Yoni da bilang "mama ambi'i cami" tetek bilang ulang dari nda dapa dengar kata kase kuat "mama' ambi'i cami"
"Sudah so boleh" akhirnya nene pe panas soturung kong langsung minta makang sampe kine tiga piring bubur da makang.

(Sedikit cerita tentang Tonaas Tondei Yoni Sual)

16 januari 2016


Malam itu menanjak.
Lama tak nanjak buku-buku ku bergetar.
Hmm...
Harapnya, pagi menyambut dengan embun.
Harapnya, pagi dengan ceria menyapaku.
Harap ku kau disana.

Jangan harap! Memang tidak ada janjian disana.
Sekalipun kau memaksa, susah harap terkabul.

Coba kau pandang harap mu dengan awan di puncak pagi tadi.
Hmm ... intinya zonk! Eh bukan zonk tapi kosong.
Kenapa? Karena tak ada janji dengan awan. Itu cuma harap!
Harap masih tak punya pasti.
Kenapa kau berharap?

Aku berharap ucapanku di atas terbantahkan olehmu.

Kuntung Payung, Senin 16 September 2018

senyap ...
Sekejap melenyap tanpa sayap.
suntuk
Untuk kau, diperuntukan capaian
Bentuk masa.
Sepi
Menepi diperapian tetap meratap.
Sendiri
manja, diri sendiri.

Ah ....
Malam ini linglung
Suara itu terus mengganggu.
kadang menggunakan ayam
Kadang menggunakan tikus
Kadang menggunakan si bule'

Tak pandang siapa
Tetap dia meradang
tetap kuhadang.

Rupanya ini hampir senja
Tapi dia terus mengganggu.
kuharap ini cinta bukang penjara.
Sudikah kau berikan ku tidur?

12 Desember 2018


Atom, Proton, Neutron, elektron

Pernah ku bayangkan betapa elok
Sosok mu ketika si pencipta itu melukismu.
Rasanya gelora hasrat meningkat
Di jiwa yang dingin.
Apa pun kamu sekarang, ratapanku
Kau tetap elok.

Rasanya ini melampaui cinta.
Aku sendiri sulit menamainya.
Nah biar kuberikan sebutan untuk
Kata yang melampaui cinta.
Namanya, atom.

Biarkan atom ini tetap melukismu
Dengan imajinasi gila yang menguap
berubah menjadi awan di udara.
Itu pun akan membasahimu, kala langit tak mampu menampung awan.
Ada masa kau merasakan hujan disertai angin yang sampai meruntuhkan pohon bahkan bangunan di desa. Percayalah, itu adalah atom.

Ku tahu, kau pun menangis dengan kenikamatan yang diberikan penciptamu.
Cinta yang membuat keringat bercucuran lebih, libido yang harusnya dipersembahkan untuk yang spesial, kini kau persembahkan
Di depan pundi-pundi disana.

Aku tahu kau pun membutuhkannya. rasanya ingin ku selamatkanmu
Dengan dialektikaku namun,
Sendiri pun sulit dipahami bagaimana prosesnya.
Rasanya ingin ku selamatkanmu dengan menyusup di tempat mereka, namun sendiri pun aku tak mampu.

Biar pun kau mampu ku dapatkan,
Akhirnya seberapa kuat pun, atom tetap membutuhkan sentuhan.
Sentuhan itu behkan melampaui keringat yang berlebihan, kaki yang merentang, bahkan pusing dengan kenikmatan.

Biarlah dan tak usah! sifat atom tak pernah diam.
Biarlah dan tak usah! Atom adalah partikel terkecil. Kau tak mampu melihatnya dengan mata indahmu.
Biarlah dan tak usah! Kau tahu, atom masih memiliki proton dan neutron serta elektron.

8 April 2018


Can you see the silence?
Can you see the darkness?
Can you see I'm broken?

Hopeless walking with me.
Again it bring me to die.
Again I'm dying.

Really paintful.
Step by step the light fly away
don't go ...
don't go ...

i'm dying.
I need you so much
Tell me that you need me too.

I stay in here, in lonelyness.
Damnation without doing value.
YeaH ... it just one word.
I got damnation came from my paradise.

10 Desember 2018


KITA
NGANA
KITA
NGANA

NGANA
KITA
NGANA
KITA

KITA
RASA
NGANA
SO
RUPA
BUKANG
NGANA

KITA
RASA
KITA
TETAP
KITA

BAGIMANA
LEI
KITA
DENG
NGANA?

DENG
NGANA
DENG
KITA
SO
RUPA
BUKANG
NGANA

BAGIMANA
LEI
NGANA?

NGANA
JO
DANG
TU
DUNIA
BIAR
KITA
BA
KOS

10 JANUARI 2018


Who Cares My Religion?

I have a religion.
My religion cannot see  your pain
My religion was blind
My religion wants your money
My religion does not care your dreams
My religion filch your money
My religion violently sake their ass for money
My religion shows their genital in the  public front.
My religion do not care about knowledge
My religion kill the nature
My religion dishonest with them who have a power. Their want to be rich one on the earfth but kills the others
My religion hates philosophy
My religion's sick
My religion is complicated
My religion is fake.

Shit!

My religion is nothing!
Do not try to come inside here.
You know that, there is no future in here.
If you want to try please prepare your self and take control. Do not let their take your control. If it happen let it be and find a rope than suicide.

I losing my religion

This's rude but who cares?

April 24 2018

Lagu natal so mulai dapa dengar.
So ba kase tanda supaya basadia jo.
Sadia jo tu kampion, bir, captikus
Deng segala rupa mo pake ba aksi.

lagu natal so mulai dapa dengar.
So ba kase tanda supaya basadia jo.
sadia doi banya-banya for pake sewa parampuang deng pake sewa hotel.

Lagu natal so mulai dapa dengar.
So ba kase tanda supaya basadia jo.
Kalo misalnya nda dapa doi, ba pinjam no.
nanti abis natal ba pata se pulang.
Kiapa so? yang penting aksi.

lagu natal so mulai dapa dengar.
So ba kase tanda supaya basadia jo.
senterklas mo terlambat kine bawa hadiah ni taun.

depe hadiah for cewe-cewe nanti 3 bulan brikut.
Depe hadiah for cowo-cowo ada pa om komdan.
Depe hadiah for keluarga ada di ujung peda.

basiap jo ...
Lagu natal so dapa dengar.
senterklas so ja mulai ba senter.

1 Desember 2018


Seberkah lalu coba ku akhiri.
Harapku itu jangan lalu.
Kaulaupun demikian, biarkan riak itu sebagai pengingat bahwa capaian yang tak sampai bisa dikenang.

05 Oktober 2018
Malam ini bising.
Hal yang merasuk tak fokus
Sehingga cahaya bulan menari-nari
Mencari jalannya.
Semakin bising ...
Kepalaku rasanya ingin pecah.
Shit!
Tambahnya, alergi ini setiap malamnya bereaksi.

20 September 2018


Rupanya kegelapan ini tak mengisinkanku terlelap.
Jangkrik dan nyamuk
Mengamuk mengganggu
Malam yang mungkin mengancam.

Bukannya aku mengasihimu sejak petang tadi?
Pernah hal serupa terjadi seperti ini.
Tapi kau mengalah demi detik yang kau tandai.

Bukannya aku tak mau berteman, tapi beri aku rindu.
Sedikitpun ingin kunikmati mimpi. sekalipun itu bunga tidur.
Cobalah berikan kesempatan
Biar ku bisa ke 'kuntung' itu mendaki bersamanya.

Cobalah berikanku tidur.

2 September 2018

Perempuan Minahasa Terakhir

Nostalgia superior perempuan Minahasa.
Hmmm ... pernah ada kala itu.
Coba ku sebutkan satu diantara mereka.
Pingkan!
Ya, Pingkan.
Warisan turun-temurun, perempuan ini menjadi super di masanya.
Masih banyak pula yang lain berangkat dari perkembangan zaman.

Bolehkah kuceritakan perempuan Minahasa hari ini?
"O Inani Keke
Mange wisako?
Mange iaku ang benang
Tumeles waleko ..."

Sepenggal di atas adalah kisah
Perempuan Minahasa yang berbelanja kala ke Wenang.
Bolehkah ku ceritakan perempuan Minahasa hari ini?

Hmmm ... tak mampu kusebutkan
Bagaimana perempuan Minahasa hari ini.
Yang pasti candaan yang di ciptakan para petinggi itu membuatku geram.
"Inga ne, kalu ka Manado ada 3 destinasi wisata. Disana ada Tiga 'B'. Pertama Bubur Manado, kedua Bunaken, ketiga Bibir Nona Manado".


Titip rindu untuk kau Ucil
Sontak perasaan ini membeku
Kala kabar kau telah di potas.
Senyawa ini rasanya keluar dari jasad hampa.
Bagaimana kini kau Ucil?
Siapa yang tega mengahirimu?
Petikan tanya itu pasti tak berbuah.
Kalaupun berbuah, pasti busuk.

Ucil, Ciko menangis di rumah sembari bercakap kalau kau memakan tanipang dan seketika langsung pingsan tak sadar diri.

Bagaimana kau hari ini?
Senyum unikmu menari-nari Cil.
Kutahu para biadap itu senang dengan capaian bahwa kau tertakluk sampai menjadi RW.

Sinting kalian!!!

Cil, ada yang aneh soal kematianmu.
Aku menemukan catatan lain tentangmu kala malam menari dengan kemabukan.
Cil, si Bule sahabat karib mu menjelaskan detail bahwa kau tidak di botas. Kau memang sengaja 'da kase baku mapalus'
Cil, mereka benar-benar tak punya hati.
Cil, percayalah bahwa jangan kau bersedih soal ini. Biarlah catatan ini menjadi suasana haru mengiringi kematianmu.

20 Agustus 2018


Harapmu memucak!
Jiwa disana memiliki ikatan dengan malangmu. Ya, itu yang kau ucap.
Brapa kali kau berceloteh denganya di dunia ilusifmu. kau menggambarnya seolah kalian tetap sehati.
Tidak!
Itu ilusi. Kenapa harapmu memuncak?
Malam ini kudengar kau menggila. Apa mungkin dia mengunjungimu dan merusak segala saraf indramu?


Bolehkah aku berucap?
Seumpama keramaian ini, biarlah coloteh kemarin tetap berirama. Semalam adalah pejuang sulit. Coba ku dengar basa-basinya yang lalu, itu emosi angin. Biarlah kau jalan di tempat sang rindu berpijak. Harapku sang kuasa mengunjungimu.

12 Agustus 2018

Jiwa terbawa arus
Usang teriaki cahaya.
Cahaya menari melirik arus.
Senja meratap.

22 Juli 2018
Untal dan Aslan

Keheningan menari-nari
Menyelimuti keadaan.
Betapa tidak kala beberapa tahun terakhir dunia mencoba membelenggu.
Sosok perindu dicintai para wanita
Kini menderita.

Sahabatku Untal terpaksa diasingkang.
Teringat masa-masa kita berdiskusi bersama soal manusia unggul.
Waktu itu kau mencoba merumuskan keadaan malam pada masyarakat malam.
Yang mendasar, aungan adalah proses dokonstruksi diri.
Yang kedua yang sama dengannya adalah penyangkalan diri.
Kala itu kau berujar "ini mirip dengan perkataan Yesus tapi sekiranya itu bukan"
Teringat analisa politikmu soal keadaan masyarakat serta perbandingan dengan yang berproses disana kau berujar, "masyarakat kita adalah masyarakat yang pure berjalan dibelakang mereka yang disana"
Copy paste tanpa berproses ya ... itu yang kau ujar.
Bagaimana kau ku tinggalkan tadi,  dengan aungan pasrah kau pun tetap menjerit tak peduli dengan si Selem, Uno, Kerdil, bahkan para Usi yang notabene itu tempat mereka.

Sedikit harapan kau boleh memahami keadaan pertanian disana, bagaimana proses pemerolehan wate' serta ekspedisimu yang tak harus ku umbar itu boleh selesai.
Aslan yang memiliki semangat yang serupa denganmu sekiranya kalian tetap sparing partner yang berdiaklektika demi penajaman pisau kehidupan.
Doa ku, semoga penelitianmu soal proses wileng dan lolombeng boleh selesai sehingga kasanah keunikan pendidikan moral semakin bertamba. Aku yakin instruktur yang kau kenalkan pada kami tadi adalah bisa diandalkan. Aku yakin dengan segelas kopi yang dia sajikan menujukan dia memiliki personality plus.

Semua karena anugerahnya.
Tetap bersyukur Aslan dan Untal
Yang selalu dirindukan para wanita.
Sesungguhnya aku iri pada kalian!

14 Juli 2018

Malam ini ingatan memuai merasuki atom dalam diri.
Aku teringat si Bule bersama Ucil.
Bagaimana kabar kalian?
Apa kalian masih merindukanku?
Ya ku pastikan iya. Kalian anjing dan tak ubahnya kerinduan kalian kusamakan dengan manusia.
Tak ada teman yang benar kecuali kalian. Coba kau tanya pada mereka disekelilingmu. Pasti ucapannya teman adalah segalanya. Ya teman adalah segalanya tapi bukan dengan mereka. Kepercayaan terhadap pertemanan telah berakhir. Tak ada yang benar-benar teman kecuali Bule' dan Ucil.
Besok akan ku kunjungi kalian.

6 Juli 2018


Bla ....
Bla ....
200 ribu
Cuki!
Babi bampres
Pengolahan ...
Sarjana ...
20 ribu
Novita!
Bawang merah ...
Nda re' so beda jaoh skali.

Cuki mai apa ngoni pe cirita ini?
Sinting kita ja dengar cirita orang mabo.

Kita ley so mabo.

19 mei 2018

Begitu berat jari-jari ini mengetik.
Mata yang layu,
Suhu badan hangat melebihi dari yang biasa,
Menandakan akhirnya bertemu dengan kesakitan.

Bukan demam yang membuatku
Segera untuk mengetik
Bukan mengambil keuntungan dari demam supaya bersajak
Bukan pula mengisi sumpek menahan panasnya tubuh ini.

Biar kuperjelas,
Seorang dariku melayang.
Dia mencoba menemukan hidup.
Mencari demi kepuasan hasrat.
Setiap hari mengamati riak air diatas tarian kolompinang.
Mengamati bagaimana proses evolusi menjadi kodo.
Mengamati cara membedakan. bagaimana membedakan kodo rangsak atau kodo tala'ta'.

Usainya dia pulang,
Dan mengabarkan pada dunia
Bahwa perubahan menghantarnya pada kodo rangsak dan kodo tala'ta'.

Bukan bagaimana kau mengamati riak air di atas tarian kolompinang,
Kau belum mengetahui cara hujan kenapa membasahi bumi.
Sangkamu kala mengamati awan
Kau tahu soal hujan dan panas.

Lukiskan saja kodo mu dan jangan jadi kodo dalam tempurung.

14 Mei 2018

Catatan kedinginan

Di UKIT yang sejuk di malam hari
Ditemani angin yang siap membunuh jika tak ada kesiapan

Catatan kedinginan
Di UKIT sembari menunggu si manusia  unggul yang mendapat gelar mata-mata ef pe i lewat medsos

Catatan kedinginan
Di UKIT saat membaca pesan
"Kalu boleh kata batunggu 30 menit lei"

Catatan kedinginan
Di UKIT sungguh aku kedinginan.

21 nov 2016



Malam ini biarkan gelap tetap menutupi raga.
Suara itu terdengar dibalik kegelapanku.
Rupanya situ memiliki secerca cahaya
rupanya cahaya itu terbuat dari mesin bembangkit.
Yah buktinya dengan kebisingan mengganggu yang lelap.

Mulailah intipan sedikit demi sedikit
menemukan maksud.
cahaya itu semakin bising dengan
bertemunya jiwa-jiwa harap bermaksud menemukan makna dengan sebotol captikus.

Ya kalian menemukannya.
Buktinya suara semakin memuncak ditengah malam yang mau lelap.
Buktinya sedikit pancingan lagi yang satunya mau mengaung bagai srigala di bulan purnama.
Butinya tiga diantara kalian sementara menjulurkan lidah tanda tak mampu dengan yang lain.
Buktinya yang satu sementara memuntahkan dirinya yang lelap dalam perut. Harusnya dia tetap disana dan menjadi tai' yang masuk dalam kloset hingga berakhir dalam lubang. Tapi kau pun mengeluarkannya lewat mulut dan bagiku itu sia-sia dan akhirnya tanah yang bersih kau cemari dengan muntahan gila.

Biar 'ku perjelas soal captikus.
Rasanya pahit namun memikat penikmat kala ingat ingatan rindu, sepi, juga yang lain.
Dia bisa membunuh. Membunuh kelelahan, membunuh kesedihan, membunuh kesuksesan, juga bisa membunuhmu.
Dia bisa memberi untung kala kau memanfaatkannya. Ingat, tenggorokan tou Minahasa kuat denganya. Lebih tertarik captikus kala black label, chivas, menari di depan mata.
Dia juga bisa menjadi instrument untuk bereksperimen dalam harap ataupun ketidakadilan.

Sudah, tergantung cara memahaminya saja. Dia bisa memberimu berkat tapi juga kutukan.
Ini ucapan seorang penikmat captikus.

28 April 2018
Baku Sedu e

Glen ....
Glen ...

Wey!

Nga e

Asal ngana e.


Ada ta mo bilang.

Mar ta malu jang nga berlalu.
Tu lalu kwa ngana luluh.

Ada ta mo bilang.
Jang mara e.

Kunci tu rets.

21 April 2018

Upus Wo Lelo Willy Lumowa

Betapa rindu nyanyian ini kulayangkan
Pesona riak menyambar ingata kala itu.
Pernah kita bermain dimasa silam
Jau sebelum kau terbujur kaku.
Kau memberontak kala dunia belum menganggapmu siapa.
'Ku sendiri merasa iri melihat pesonamu waktu itu.

Kini jiwa terpisah dari jasadmu
Kini masa tinggal dikenang
Kenangan itu tetap tersimpan
Kau berani membuktikan kekuatan sang Kasuruan.

Ya ... aweang si mawia aweang si mawuri
Pesan apo' yang menyatakan hidup harus berlanjut.
Jiwa cinta tak mampu dipertahankan manusia harap.

Coy, kau mampu menunjukan perjuangan adalah harapan.
Coy, proses perjalananmu buatku iri.
Coy, iri pada dunia kala pikirku tak mampu bertahan jika berhadapan dengan yang kau alami.

Bukan masalah ketika Tjap Tikoes membawa kita hanyut
Bukan masalah ketika kapala babi yang diramu
Menjadi makanan penghilang asam.
Ingatan ini salahsatu yang tertanam kala masa masih bersama.

Jika jiwa tetap berproses,
Dan kita akan bertemu,
Maka biarku berharap pada so Nimema' En Tana' Wo Langit
Supaya kita saling mengenal dan mengingat masa ini.
Kalau pun kita tak saling mengenal lagi,
Maka bawalah kenangan masa
Berproses dopikiran yang lelap.

Upus wo lelo
Willy Lumowa

17 April 2018


dulunya harapan sangat tinggi bahkan mimpi iri melihat harapan absurd. mimpi tak bisa berbuat apa-apa
 hanya mampu berusaha menyamakan harapan denganku. saat ini mimpi itu tertawa melihat awan gelap dalam kamar.
dia tertawa terbahak-bahak melihat sosok bunga yang setiap hari disiram tapi seketika layu.

2014

Bagaimana dahi ini tak mengernyit,
Kau menipu kami dengan dalih kesejahtraan.
Kau pikir dunia mu mampu membodohi kami lagi yang beberapa tahun silam kau buat dengan menggandeng para pendeta korup itu!?

Aku tahu mereka tidak benar-benar
Mengerti inti pelayanan.
Yang bereka tahu, bagaimana dilayani.

Aku tahu mereka menjual khotbah di atas mimbar dengan menakut-nakuti jemaat dengan neraka yang kelam.
Aku tahu, para pengkhotbah kematian itu memerkosa hak orang lain tanpa peduli dengan yang miskin.

Bagaimana dahi ini tak mengernyit, kalian para penghuni 'surga' menipu.
Kalian mengajarkan kasih namun kalian sendiri memperkosa milik orang.

Kalian bekerja sama dan berkompromi dengan yang bejat
Merampas hak orang dengan modal retorika menipu yang susah.

Bagaimana mungkin kalian yang harusnya menjadi benteng terakhir
Justru menjadi yang pertama beronani dengan dunia.

Bagaimana mungkin kalian yang harusnya bertanggungjawab terhadap kegagalan yang terjadi disekitar namun justru lebih dulu sembunyi.

Selalu berdalih "manusia mengira-ngira jalan Tuhan yang menentukan". Tapi tidak dengan ini! Kalian tahu jalan itu namun berkompromi dengan yang bejat demi tunjung aksi. Atau untuk menjaga 'belanga' kalian tak mau ambil pusing?

Ya, blanga yang membuat ini menjadi runyam.
Ya, blanga memang seharusnya di jaga jangan sampai diambil orang atau dirusak orang.

Ya benar saja soal blanga yang sering muncul di status Komodor.

Ini kupersembahkan kitab Angin 5:7a "carilah blanga maka semuanya akan ditambahkannya padamu"
Akhirnya semuanya berakhir di blanga.

Aku lebih tersanjung pada si Untal, si Bule', si Sinyo, dan si Aslan. Mereka benar-benar lebih mengerti soal kesetiaan.

30 maret 2018 (menghayati kematian Yesus)


Kedamaian terus berlanjut antara manusia dengan kerajaan Sinyo dari tahun ke tahun. Sampai pada titik kebijaksaan Sinyo menemukan badai. Kebijaksanaannya justru dianggap bahaya besar bagi sisa manusia yang tinggal bersamanya, untuk melawan manusia yang sebenarnya beberapa tahun yang lalu telah tumbang dengan serangan pasukan Sinyo dibawa kepemipinan panglima Untal, dia kembali melakukan serangan namun berbeda dengan yang lalu. Perang hari ini bukan lagi mempersiapkan beribu pasukan dengan senjata dan tameng. Melainkan dengan pasukan dengan kesadaran dunia bahwa kekeluargaan adalah hal utama dalam menjaga kedamaian, kebersamaan di dua bangsa yang berbeda namun di tempat yang sama. Menurutnya, dunia akan selesai jika keluarga sendiri kacau.
"Apa jadinya jika dalam satu keutuhan keluarga satu diantaranya kehilangan kepercayaan terhadap yang lain? Pasti keutuhan ini berubah menjadi bencana yang akhirnya fondasi keluarga mengalami goncangan," ucap Sinyo kepada Untal untuk segera mempersiapkan pasukan melawan kelaknatan manusia suram.

26 Maret 2018



Menanti Ketenangan.😊
Jiwa yang rindu,
Termakan bilur palsu.

Menanti Kedamaian.
Menanti zat penenang ketegangan.
Menanti pusing dengan irama underground.
Menanti Swadi bersama CTM

23 Maret 2018

Dunia tidur meremas jiwa
Hai malam sadarkan hawa
Bawa rindu tusukan cinta.

5 Maret 2018

Dimanakah Gereja?

Di bukit Tengkorak terdapat ratusan kehidupan yang hilang.
Di bukit Tengkorak saksi lumuran darah terhanyut.
Di bukit Tengkorak berceceran tulang menjadi abu.
Di bukit Tengkorak saksi bisu penyiksaan batin, fisik, mental pun menjadi abu.
Bukit Tengkorak cinta dan kasih mati.

Dimanakah gereja?

Bukankah dia bangkit di hari ketiga?
Disana mereka bercerita tentang derita tak mendapat keadilan.
Bukankah kematiannya untuk manusia?

Jeritan sang ibu,
Anaku diperkosa oleh sembilan pria
Kemudian mereka membunuhnya dengan menusuknya dengan brutal ditubuhnya.
Dia anaku satu-satunya. Bagaimana mungkin kecintaanku selesai dengan kehilangan mawar indahku?

Dimanakah gereja?
Saat ketidak adilan merejalalela di bumi?
Dimanakah bukti A dan Gama?
Khotbah-khotbah tentang neraka dan surga terus bergema di seluruh pelosok.
Pagi surga, siang nereka, malam neraka, terus menerus tentang doktrin.

Sementara yang merana, tersiksa, trauma, tetap meratap.

Dimakah gereja?

25 feb. 2018


Anjing-anjing ganasmu rindukan kebebasan mereka menyalak riang dalam penjara mereka ketika roh memimpikan terbukanya semua penjara.

2016

Bahkan pencemooh tubuh pun tetap memikirkan tubuhnya.
Kau penikmat tubuh, nikmati tubuh kosongmu dan tetap beronani dengan kekinian.
Demikian akan tiba
Pada pemenjaraan diri.

Benar saja malam ini kenangan mimpi kembali teringat.
Manisnya memamerkan cumbuhan.
Malam itu, dekat semakin menipis kau hilang.
Wanita itu terbang. Seorang mengangkatnya.
Tanganku tak mampu merangkul.

Hal itu akhirnya terjadi
Kelincahan
Kemegahan
Kegilaan

Bersama tetap habis dalam kenangan.
Terima kasih kau terangkat ke atas.
Kau akan mendapat siksaan jika terus bersama.

Percayalah kalian yang nanti akan dekat denganku.
Kau hanya secuil kenikmatanku.
Jika kay terus memaksa, akan ku tertawakan kau dengan sinting.
Berarti kau termakan dengan janji sinting yang ku cipta.

Percayalah, tak ada janji,
Tak ada cinta, tak ada kesenangan.
Yang ada hanya penderitaan jika kau memaksa untuk tinggal.

8 juni 2016

Adakah orang lain di hutan sebesar ini?
Banyak jiwa terperangkap siap menusuk raga.
Cuma jiwa bersih kini kotor tak bertuan
Menjilati rembulan busuk.
Siapa kini penghuni jiwa merong-rong berusaha mengernyit dengan sapaan mesiu? Halus, namun mampu membunuh.


Hujan Bulan Januari

Deras
Keras
Kuat

Suatu simbol jiwa tangguh,
Kau adalah hujan bulan januari
Januari kelabu tak mengernyitkan.

Kini, masa yang tak berani menunjukan mentari, seharinya dibekukan hujan.

Celoteh hangat ku nanti.
Bagian desahan ku rindu.
Sandaran pundak merindu menanti kedatangan klimaks libido.

Rantai malam ini merasuk
Ditambah dengan suguhan
Hujan bulan januari,
Seharian ku berbaring.

Delusi ini mengajak ku
Berimprofisasi dengan
Khayalan tingkat gila
Jika diketahui yang lain.

Hujan bulan januari
Membuat segalanya habis

Habis cinta
Habis rindu
Habis kenangan

Bahkan zat pembangkit hasrat
Habis, kering, tak tersisa serupa dengan cakra yang tak mau lagi berkomunikasi dengan alam spiritual.

Bumi sebagai materi masih terkalahkan dengan molekul hujan bulan januari.
Padahal dia bersemayam di dasar bumi, tapi berkhianat menuju proses perubahan zat dan aku menerima dengan basah.

Ini karena hujan bulan januari.

Jan. 13-2018

Jiwaku menjelma mencarimu.
Kenangan masa mengingat pesona jiwa.
Sedikit rindu ku layangkan padamu.

2 des. 17

Kasihan dua pecinta meragu
Titipan kita selalu merindu
Walau luka menyiksa batin,
Tetap jiwa meragu.

Hati membeku siap dipecahkan darah  yang meruncing.
Jantung perlahan menemukan detakan henti.

Air mata melayang dibawa angin
Harapan setiapnya, hanyut termakan masa.
Setiap malam berharap masa menemukan jiwa lagi.

Untukmu, kubacakan syair yang tak kumengerti.
Gelisah ini masih merindu laksana Pingkan dan Matindas terpisah oleh si  Mongondow.

Gelisah ini masih merindu tak bisa menantikan yang lain.
Kau memang menggoda
Malam pun tetap terangsang dengan keseksianmu.
Dekap lah diriku jika mungkin jalan ini memang musti dilewati.

Oh Bunga jiwaku tetap mengernyitkan dahi kanan dan dibawah masa.

22 Nov 2017


Kasihan dua pecinta meragu
Titipan kita selalu merindu
Walau luka menyiksa batin,
Tetap jiwa meragu.

Hati membeku siap dipecahkan darah  yang meruncing.
Jantung perlahan menemukan detakan henti.

Air mata melayang dibawa angin
Harapan setiapnya, hanyut termakan masa.
Setiap malam berharap masa menemukan jiwa lagi.

Untukmu, kubacakan syair yang tak kumengerti.
Gelisah ini masih merindu laksana Pingkan dan Matindas terpisah oleh si  Mongondow.

Gelisah ini masih merindu tak bisa menantikan yang lain.
Kau memang menggoda
Malam pun tetap terangsang dengan keseksianmu.
Dekap lah diriku jika mungkin jalan ini memang musti dilewati.

Oh Bunga jiwaku tetap mengernyitkan dahi kanan dan dibawah masa.

22 Nov 2017


Bagaimana bisa kumengerti
Sedang srigala lapar itu terlihat siap menerkam.
Bagaimana bisa memanjakan
Tutur pun tak mampu mendekat

Oh kau memang perlu memperhatikan
Si bintang.
Hasrat pun tenang jika raga menembus pengertian.

Pelukan kehangatan tersirat
Kau memang menggila dengan si srigala.

Biar ku perjelas bagaimana si srigala,
Kelebihannya mampu memanjakan.
Kau tak harus takut kehabisan asupan
Dia siap membawa mu kemana pun jika kau menghisap liurnya

Rupanya memang demikian kesimpulan pikiran gila.

Ku nantikan kau sadar
Menemui jalan panjang
Di malam hening.

Bila demikian,
Tetap kuterima cinta yang sedang buncit oleh si srigala.


Bagaimana bisa kumengerti
Sedang srigala lapar itu terlihat siap menerkam.
Bagaimana bisa memanjakan
Tutur pun tak mampu mendekat

Oh kau memang perlu memperhatikan
Si bintang.
Hasrat pun tenang jika raga menembus pengertian.

Pelukan kehangatan tersirat
Kau memang menggila dengan si srigala.

Biar ku perjelas bagaimana si srigala,
Kelebihannya mampu memanjakan.
Kau tak harus takut kehabisan asupan
Dia siap membawa mu kemana pun jika kau menghisap liurnya

Rupanya memang demikian kesimpulan pikiran gila.

Ku nantikan kau sadar
Menemui jalan panjang
Di malam hening.

Bila demikian,
Tetap kuterima cinta yang sedang buncit oleh si srigala.


Senyawa ini ingin berpisah
Aku dalam nyawa
Bertunduk pada kedamaian
Hai para perindu selesaikan malam ini
Dengan sebuah kecupan.
Kecupan perdamaian manusia unggul.



Waraneyyyyyyy

I Yayat U santi!!!

Salalu tia ja dengar ini
Tiap kali ada mo ba kawasaran.

Metiaku kendo' memang jago.
Makase banyak so jadi 'kelung um banua'

Sampe kitia ja rasa tenang
Kalu balia ada kawasaran.
Kitia rasa aman kalu lia tu waraney
So ba tunjung kal dorang ada.

'Sumaka lele I Yayat U Santi'

Mulai manari
Asik skali ja lia kendo'ong
Bededey ...

Pas pe lia ini tu waraney ja baba iris
Dorang ja se tunjung tu 'ulit'

Kong, pas klar kasana ityu
Kita suka ba dekat pa tu waraney-waraney
Dapa rasa bangga skali sampe kita
Minta ba foto supaya nd ilang tu
Moment ini.

O dara tuhil ta kage kita lia
Kiapa tu santi so tumpul
Ato memang sengaja se tumpul
Supaya biar ba iris nda ta rabe

Wo lustur kiapa waraney pe santi so tumpul?

28 Feb. 2017


Sejenak mata ini tertutup.
Sesuatu menyilaukan melayang diatasku
Ya, ku tahu itu bukan cahaya lampu, apalagi matahari.
Badai besar menyeretku sampai terbangun.
Ombak yang manyambar kapal ini
Sepertinya benar-benar marah.

Apa yang salah?
Bagaimana tidak, pikirku kapal ini
Akan tenggelam. Pikirku, disinilah
Akhir nafas berhembus.

'Cowo boleh kenalan?' Suara itu terdengar di belakangku. Pikirku,
Ah ini benar-benar sinting. Bagaimana-
Tidak, kapal yang sedikit lagi tenggelam
Malah terdengar suara wanita ingin kenalan.

Kuhiraukan suara itu dan tetap menatap
Badai dan ombak yang sedikit lagi mengambil nyawaku.
'Cowok boleh kenalan?' Benar-benar sinting wanita yang di belakangku ini.
Kupalingkan kepala begitu sulit memalingkannya.
Dapat kupastikan bahwa ada tiga wanita
Dua diantaranya bukan Minahasa juga bukan Indonesia.

Tangan ini berusaha meraihnya.
'Kita Mina' wanita itu langsung menyebut namanya.
Teriakan terdengar dan kupastikan kedua wanita disamping Mina membiusnya.
Pikirku kedua wanita disamping Mina adalah bodyguardnya.
Berusaha kucoba 'tuk mengejar Mina
Mengapa tidak, aku tak sempat menyebutkan namaku dan di depanku mereka membiusnya.

Apa yang salah disini? Saat ku melihat semua yang dikapal
Melompat kepantai karena kapal segera tenggelam.
Bagaimana badan ini tak bisa bergerak
Usahaku tak membuahkan apa-apa
'Cuki' makianku saat semua berusaha menyelamatkan diri tapi badan ini diam
Ketakutan membumbung di kepalaku.

Katindisang reen kita
Pas kita ta bangong tu badan so saki samua deng tu jangtung so kuat skali
Kaki so dingin deng tangang so kram.

28 maret 2017


Segala cela terpaku dengan baik
Sebutan pagarku ternyata besi
Sampai pikirku paku ternyata besi murni

Pikirku jiwa itu memang murni
Bagaimana tidak, kehidupannya penuh Sukacita.
Sukacita melayani.

Rupanya kau termakan dengan itu
Sepertinya cita-cita manusia ini
Mengecoh manusia pengharap rindu

Segalanya menjadi kosong
Tidak bertuan
Lenyap
Bahkan menjadi atompun tidak!

Kesalahan terbesar ini
Stop memenjarakan diri
Lampaui pagar besi itu
Cairkan besi murni itu

Sepertinya cita-citamu di luar!

17 Februari 2017


Ciritanya kata nga pura-pura jadi deng kitia
Ciritanya kata cuma mo tes akang
Ciritanya kata nda serius e.

Coba kata kitia mo lia dia pe reaksi
Supaya tenang ta pe pikiran
Lengkali ja bahila-hilu lantaran banyak
Cirita nda gaga ja dengar.

Coba kendo'
Mar kitia ja lia ku'a nda e
Ta nda ja percaya dorang ja biliang

Mar musti tes
Musti mo lia bukti
Musti kitia mo beking pura-pura jadi
Mar nyanda.

Ho kiapa so hamil kitia na?
E' lugeng nda koreeng guna
Kitia woong tu mo ba tes e
Mar kiapa tu langsa busu' ini
So copa.

Lawut koreeng.

5 Februari 2017



Re'lustur  kore'eng
Kitia kine ja iko akang nge
Kiapa kitiare so beking malu e?

Da skolah kine pendeta 5 tahun
Lulus kasana langsung iko orientasi 1 tahun
Pe klar kasana ityu langsung jadi vikaris
3 taun ona'

Re'yesmen kore'eng
Kiapa tiare' so beking malu e?
Sama koreeng deng lusit!

So brapa ona kali ganti greja
Ja jadi kine ketua majelis
Kong pas kita da iko-iko
Da seajar karu tu "lo'or" ya

Mar kiapa kitiaree ja se lari
Orang pe anak e?
Tu pertama kali depe papa woong
So mo pi potong akang kapala
Lantaran dia pe anak da se lari.

Napa kitia da dengar om pe ba marah
"Ho setang reeng kiapa kitare ta pe
Anak tu binatang tana ityu da beking bagini e?
Ta so nda mo pusing mo pendeta
Dia ato sapa, kitia mo cabu akang kapala"

Kurang karu depe majelis deng birman da
Kase tenang supaya tu om nda mo ba
Beking tu nyanda-nyanda.
Akhirnya om kase maaf.

Depe taun brikut
Kong dia kiing beking ulang
Mar ini dia da antar
Di kobong-kobong
Tu Ineng. Alasan kindo'
Ada tu mo pilia kine di
Kampung seblah.

Nda reeng kurangajar tu bagitu?

4 Febuari 2017


Bagiku tempat ini sejuk
Bagaimana mungkin
Bahwasanya rasa kagumku menginspirasi.
Melihat cahaya dalam tiap-tiap
Pribadi.
Suci, kudus, kushuk, kedamain menginspirasi.

Baiklah ini tempat pilihan akhirku
Caraku melihatnya syahdu
Aku terbawa jiwa kudus.
Rasanya seharian ini
Aku akan menghabiskan jiwa ini di
Tempat kudus ini.

O dahsyat!
O luar biasa!
O sungguh abadi!

Bukan!
Itu cita-cita ku
Harapan-ku

Mana mungkin tempat itu busuk
Mana mungkin tai membumbung di samping pintu-pintu itu.
Para pengikutnya telanjang
Sembari mengoyak-ngoyakan kemaluannya dengan tepuk tangan.
Mana mungkin satu ayat suci sama dengan sepuluh ribu rupiah tergantung penghasilan masing-masing.
Mana mungkin cahaya disini tak bercahaya?

O jiwaku merong-rong
Mencari kedamaian
O jiwaku kenikmatan mana yang kau perlu
Jiwa perisai menembak para manusia congkak yang mengaung bak srigala liar.
O jiwaku tak butuh kenikmatan ayat suci yang dijual.

Ratapku ingin merajam
Ratapku ingin membunuh
Ratapku harusnya mereka tak ada.

Ingat,
Hentikan!

31 01 2017


Tidak ...
Mereka tidak benar-benar beribadah.
Mereka hanya menunjukan sejuta pesona pada istri orang lain,
Sejuta pesona pada suami orang lain.

Bagaimana aku tak geram
Manusia itu, mereka memujanya, mereka memberikan tempat yang syahdu untuknya.

Bagaimana aku tak geram
Kini tempat yang dianggap suci
Hanya untuk orang yang dianggap suci.

Bagaimana aku tak geram
Melihat yang lain  nanti di anggap
Jika ada.

Bagaimana aku tak geram
Manusia yang lain termangu dan terbawa kehormatan aneh.

Bagaimana aku tak geram
Mimbar itu mengeluarkan suara
Kemarahan seakan mendikte para
Pendengar.

Bagaimana aku tak geram
Para petinggi-petinggi intelektual
Berlomba saling mengungguli wibawah kosongnya.

Bagaimana aku tak geram
Manusia yang datang beribadah
Hari ini tak beribadah. Tubuhnya saja
Berada di gereja.

Bagaimana aku tak geram
Aku sendiri sibuk memperhatikan
Keanehan ini.

Bukan ...
Aku termakan dengan hipnotis ini.
Bagaimana mungkin tujuanku bertemu dengan si pemberi nafas
Malah termakan dengan manusia aneh.

Ya ...
Keanehan mempengaruhiku.



Minggu, 15 Januari 2016



Coba lihat, cahaya itu berkali-kali
Pecah di udara. Menandakan akhirnya tahun akan berganti.
Para manusia kecil tak sempat tidur
Demi bertemu dengan kematian.

Para Manusia besar tak bosan menghangatkan diri sampai kehangatan membawanya dalam kemabukan.

10 ...
9 ...
8 ...
7 ...
6...
 5...
 4 ...
3...
 2 ...
1...

Pang ...
Tung ...
Piwww ...

Suara petasan
Suara roket
Bermegah diudara dan teriakan itu kembali bergumam

"Happy new year!!!"

Ya hari ini tahun baru ...
Para manusia besar, kecil.
Mengunjungi para mayat-mayat yang tidur dengan  tenang.

Maksudnya ingin bersama-sama ditahun baru bersama orang tua, anak, sudara yang telah meninggal.

Ya hari ini apa yang salah?

Para mayat muncul termangu menatap para manusia besar, kecil.

"Selamat tahun baru manusia
Terima kasih menyempati mengunjungi kami. Aku melihat diaatas mata kalian terdapat kesunyian, kebencian, ketamakan bahkan melampaui itu kesemuanya terbentuk seperti bola. Percayalah kalian akan kumakan!"

Happy new year!

31 Desember 2016 (Tengah Malam)

Kau gila!
kau mulai menggila
Kalau kau mengira itu dia.

Seribu manusiapun melihat caramu
Tetap sebutanmu gila.
Seirama dengan itu kau menciptakan
Berhala dengan arsiranmu.
Ya kau gila.

Hari ini dia menemani tidurmu
Besok kau mengajaknya jalan.
Saling berbagi 'roko'

Hanya saja jika kau sendiri kau menciptakan imajinasimu bahwa dia
Disampingmu.

Tidak! Sekalipun tidak!
Dia di jakarta
Tempat itu jauh

Namun kau mampu membuatnya mendarat di dalam kamarmu.
Tidak! Sekalipun tidak!

Itu hanya sketsanya saja
Ya mirip, serupa, tapi bukan.

Mungkin kau menggunakan quantummu, masuk kedalam,
Memjemputnya dan ya.

Ku membayangi kau menjadi
sub atom, menjelajahi dunia tak
Terbatas, mengelilingi hampa dan
ya.
Pikirku banyak yang melakukan ini
Tapi tak kembali.
Apa yang kau pikirkan?
Sulit dipercaya kau kembali.

Ya kau tak gila
Ya kau berhasil
Buatlah kenyataan itu
Menyenangkan.

2 januari 2017


Selembar daun,
Menutup,
Mengering,
Siap terurai.
Harap tumbuh.
Tetap mengering.
Biar dia tetap menari
Tetap di udara.


Tak butuh soal bagaimana tapi gerakan atom merangsang ku tuk berucap.
Bukan soal lagi beberapa waktu silam ku malu menatap matamu.
Mungkin juga sekarang demikian.
Bahkan dalam kematian, tubuh akan terurai dan menyatuh dengan alam.
Sekiranya pun aku demikian.
Aku malu. Ya jelas dengan bangganya rasa malu lebih dari segalanya.
Itu soal besarnya ku mengagumi ciptaan yang kuasa ya itu kamu.
Kuharap kita berjumpa disuatu senja yang khusyuk damai ditemani rintik hujan, di depan seorang anak bernyanyi nyanyian alam kau mendekatinya dan menari bersama. kau berucap mari kita lewati rintik ini dan masuki ruang dan waktu sampai tiba di depan pintu itu kemudian kita masuk bersama.



Apa yang tejadi sahabatku? apa yang kamu makan dalam titisannya? dalam tidurmu aku menangis, dalam sadarmu aku menangis, dalam kejauhanmu kumerindu, dalam dekatamu ku berdalih. haruskah Barnabas Collins ada di dekatku dan menghipnotisku? haruskah keabadianya ada padaku? keberanian justru membuatku takut dalam hidup dan aku ingin menjauhi itu dan berkata "tidak ada lain saat ini".



Minggu, 03 September 2017

PRIA GILA

O pria gila, aku merindukan karyamu!

Bagaimana mungkin kau tahu jiwa itu akan kembali pada tempatnya semula? sesungguhnya kau mendaur semua dan tak tersisa bahkan dirimu tak kau ingat.

Sekian lama para perindu itu mendalami dunia nihilmu namun, kau justru memenjarakan diri dalam goa. Kematianmu diperbincangkan bahkan sampai dekade ini dunia kini mengenalmu dengan murid para binatang liar.

Tahukah kau dimasa ini, dunia semakin jauh dari yang kau bayangkan? mereka bekerja dengan penguasa hutan. mereka menerjang tapal yang kau beri tanda untuk tak disetuh.

Andai kematianmu setahun lagi, mungkin kau akan menyeret mereka dalam goa dan mengajarkan kebajikan di tengah kegelapan supaya badut itu tak menunjukan akrobatnya berjalan di atas tali yang akan membunuh mereka dengan pujian.

UNTUK SON

Son,
Bagaimana menurutmu jika akhirnya perang ini masih berlanjut? katanya, kekuatan terbesar adalah cinta. Bukannkah cinta juga ada kuasanya sendiri? bagaimana jika dia menggunakan kuasanya dan mereka terjebak dalam kenikmatannya?

Son,
Tahukah kau jika mencoba mencelupkan diri pada kuasanya? sedikitpun kau tak ku anggap lagi saudara. Nyatanya kau mulai meliriknya atau mungkin kau telah bercumbu dengannya sampai pagi?

Son,
Ya kupahami jika libido manusia memuncak, siapapun bisa hanyut dalamnya. kau ingat kendaraan yang kau tumpangi ketika para layang mencoba memburumu? kau malah sibuk menciptakan keturunan.

Son,
Aku tak mau lagi bercerita lebih tentang kerakusanmu pada cinta. tak ada kedamaian pun jika kau mencoba bersamanya. sungguh Son, tapi tak ada larangan untuk itu. siapapun berhak menikmatinya. perbanyaklah keturunan selagi spermatozoid-mu berproduksi.

Son,
Jangan lagi kembali jika disuatu senja kau mengemis maaf pada sang rindu. bagiku itu bukan sadarmu melainkan kebodohanmu yang berharap untuk diterima kembali.

Rabu, 26 Juli 2017

AKU DAN SI JUBAH HITAM


Ekspedisi gunung lolombulan bersama Sanggar Tumondei 2013

Panggil aku Lolombulan. Nama ini diberikan padaku kerena kehidupanku berada di kaki gunung Lolombulan desa yang diapit oleh dua gunung yang melambangkan surga bagi desaku yang penuh dengan limpah. Sehari-hari aktivitasku memenjarakan diri dalam kamar membuat sesuatu yang tak berfaedah, mulai dari rokok, alcohol, narkoba, bahkan kamarku dibuat terlihat seperti club malam yang disinggahi para manusia yang puncak libido berada diatas rata-rata. Yah wajar saja hidup ini seorang diri dan memerlukan penjara setan demi kenikmatan. Hmmm … mungkin saja ini kenikmatan setan karena tuhan pun tak mendengar kelukesahku seumpama dunia menikam rasa keheningan pun tetap dia menghiraukanku.
Selanjutnya ketololanku mengiayakan setiap minggunya harus ke gereja mendengar kebohongan mimbar yang sendirinyapun melakukan hal sinting.

“Dunia ini penuh dengan ketamakan lihat saja jemaat kita semakin sedikit yang beribadah namun setiap malamnya warung-warung penuh dengan kumpulan setan yang merasuk diri setiap kita. Katakan amin saudaraku! Tuhan mengasihi kita yang masih setia sampai saat ini berada dirumah-Nya” ucap seorang yang berdiri megah dengan wibawa di atas mimbar.

Smokol tadi rasanya ingin keluar semua dari usus yang sementara beroprasi atau mungkin kubiarkan dia menjadi tai dan masuk di toilet beserta ucapan-ucapannya. Anehnya diri ini tetap ikut setiap minggunya diperkumpulan ini atau mungkin demi pencitraan semata seolah terlihat sebagai manusia penuh roh kudus.

“jangan biarkan para sahabat-sahabat kita terperangkap dalam lumbung yang tak dapat lagi diselamatkan jika mereka sendirian. Marilah saudaraku kita bawa mereka ke rumah tuhan dengan membuat cinta dan kasih sebagai dasar iman percaya kita untuk menghadap yang maha kuasa. Sesungguhnya tuhan tidak akan tinggal diam dalam kerjamu” sebut seorang yang berdiri megah diatas mimbar.
Seusainya, kebiasaan saling bersalaman sebelum pulang dan kebetulan uangku habis. Kini lima orang didepanku akan bersalaman dengan si pria dengan jubah hitam yang dikenakannya. Terdengar olehku setiap salaman selalu ada kata “puji tuhan, makase neh” seorang berikut “puji tuhan, makase neh” berikutnya pun tetap demikian ucapan yang sama tetap keluar dari si jubah hitam. Kini giliranku dengan tangan kosong menggenggam tangan si jubah dan “berkat tuhan mari hitunglah. Jangan stenga-stenga untuk hamba tuhan saudaraku” ucapannya senyum tapi tetap itu adalah sindiran untukku karena tangan kosong menggenggam tangannya.
Menjadi kebiasaan saya dan beberapa teman setiap hari minggu menuju Manado. Butuh waktu 3 jam dari desaku untuk mendapatkan kota yang penuh dengan sampah malam. Biarku sebut itu sampah malam karena setiapnya kutemukan para wanita-wanita desa datang melacur demi menghendaki diri mendapatkan pakaian ala korea, kosmetik yang berlabel internasional. Haaa … biarkan saja diriku pun tetap demikian penuh dengan kemabukan. Setibanya kami langung mencari bar ternama untuk memenuhi hasrat kekinian manusia rakus. Aku rakus bagaimana mungkin kubiarkan nafsuku sendiri tanpa ada pelampiasan. Sesungguhnya para manusia yang berada di gereja tadi pun demikian. Dan harus dibanggakan nafsu yang diberikanNya ini.

“wey Lolombulan co nga lia kwa tu sana. Apa ona’ itu e tu tanta lolombulan?” ucap seorang dari kami.

“wey iyo reeng nge Lolombulan sana e. Pelayan di greja ona’ tu tanta itu e?” sambung yang lain dengan penuh keheranan.

Ekspedisi gunung lolombulan bersama Sanggar Tumondei 2013
Ha … bagiku biarkan saja dia lantaran siapapun berhak mengunjungi tempat ini. sesungguhnya tempat ini bagian dari ciptaan para penindas untuk memuaskan karunia pencipta. Yang aneh saat kucoba palingkan empat puluh derajat leher yang kelelahan ini kutemui si jubah hitam tadi berada disampingnya pikir awalku dia bersama suaminya ternyata bukan demikian. Kedua bibir itu kini terlihat menunjukan posisi siap menyambar. Yahh hitungan ketigaku belum selesai nampak senjata tak bertulang saling berguling di bawah lampu diskotik beserta music remix yang menggema. Sedikitnya mata ini tak mau berkedip gaya eropa itu begitu liar berperang satu dengan yang lainnya mempertontokan sedikitnya ratusan pengunjung tempat ini.

“adoh setang tu tanta sana so bahugel ona e? di pilar (perkebunan) ona’ tu Alo ja ba captikus akang nge. Kita tahu dia ja tinggal di pilar. Njo torang pukul jo tu laki-laki setang sana kong torang se malu tu tanta ityu” ucap Lo’or dengan wajah geram yang siap menerjang tabrakan liar disana.
“biar jo nanti kita jo tu ba dekat pa dorang. Mota kage dorang kalu mo lia torang da lia dia” sambungku untuk menjauhkan kekacauan. Lo’or dikenal di desaku adalah pria yang pencari keributan padahal setelah kucoba bergaul dengannya justru pikiran liarku terhadapnya salah. Emosi saja yang tak bisa dikontrol olehnya apalagi bersama dengan teman lain yang memanfaatkan dirinya.
“Malam bae Pendeta ucapku disamping mereka yang asik berfantasi dengan kenikmatan. Mendengar suara yang keluar tadi sontak kenikmatan dari tabrakan liar bibir yang ta lem terpisah. Wajah yang geram berpaling menghadapku soalah merasa aku adalah Polisi yang siap menilang wanitanya karena tak mempunyai SIM. Cahaya remang membuat si jubah tak mengenaliku bahkan seolah felungku kiri siap menancap pipi kiri laki-laki sepi ini.

“kiapa mo apa? Kita so klar ba pesan dang tadi” pikir si jubah aku adalah seorang pelayan di tempat itu. Wanita disamping si jubah mengarahkan wajahnya memerah dan kaget penuh ketakutan tergambar pada ekspresi.

“eh ada reeng Lolombulan disini. Sapa-sapa ngoni? Napa kwa tanta deng pendeta ada kunjungan orang saki tadi mar lantaran so lapar neh da cari makang tre dulu ya. So lama ngoni da datang? Napa e Pendeta kita pe pemuda pembangunan di kampung. Dia nda rupa depe tamang-tamang laeng. Dia rajin ibadah deng memang ja ba topang pa torang pe greja karu’ dia”cakap tanta dengan muka yang kaku penuh ketakutan karena dipergoki jiwa yang melayang.

Si jubah langsung menyambung saat teringat wajah yang tak memberikan apa-apa kala berjabat tangan tadi di gereja.


 “ih ngana reeng tu tadi di greja ce? Iyo kita so inga. Eh mar torang pe perjuangan musti tarek ulang tu domba-domba yang hilang supaya torang pe greja lebe rame deng upahmu tidak akan sia-sia” sebut si jubah hitam.
Dapat kupastikan kedua orang ini ketakutan dan berusaha membuat suasana tetap tenang padahal ketakutan itu tak dapat disembunyikan dari raut wajah dusta itu.
“sana e kita deng tamang-tamang kampung da datang so dari tadi ya. Lantaran kwa Lo’or da lia pa tanta tadi neh kurang kiing da ta kage kita da lia tanta reeng ja ba pasiar kamari. Nda karu’ apa-apa ya ja datang makang di tampa bagini biar nda ja dapa lia bae-bae tu makanan yang penting sedap ce?” jelasku pada setiap pertanyaan yang dihentarkan tanta.
Ketakutan tak bisa dihindarkan si pelayan greja. Sungguh ini adalah kritikanku terhadap para manusia yang merasa diri dekat dengan Tuhan. Sudihkah aku yang cemar kini akan bersama para perindu surga? Oh tidak ini gila. Si pelayan pun melakukan yang demikian bahkan mainan lidah si jubah hitam begitu agresif.
Begitu ku kembali ke tempat teman-teman, si jubah hitam dan pelayan greja itu meninggalkan tempat mereka. Bukan soal siapa kau tetapi ketamakan manusia tidak diukur dengan seberapa besar kedekatannya dengan Tuhan. Akhirnya kini kutahu setan itu tidak busuk, setan itu tidak bau, setan itu tidak bertandu seperti yang dikatakan pendeta yang berkhotbah di media sosial. Setan itu harum, setan itu di gereja, setan itu rapih.