Laman

Minggu, 15 Maret 2015

KATINDISANG




 Malam ini adalah malam yang seperti biasa. Malam yang selalu mengganggu pekerjaanku ketika ingin membuat tugas kuliah, kebisingan yang di buat oleh teman yang ada di sebelah kamarku selalu menggangguku. Setiap malam aku merasakan kebisingan seperti ini music yang begitukeras di perdengarkan sehingga membuat kegaduhan di sekitar kamarnya dan tak terkecuali kamarku yang hanya berdampingan. Dalam hatiku bertanya “apakah anak yang satu ini tidak ada tugas kuliah?” semenjak kamarku berdekatan dengan dia 3 tahun lalu, aku tak pernah melihatnya membuat tugas kuliah. “kasihan orang tuanya yang membanggakannya di kampung sementara dianya tak pernah mengingat perjuangan orang tua dalam membawanya di kampus” gumamku dalam hati.
Rasa kesalku semakin tinggi ketika musiknya belum berhenti di saat jam menunjukan setengah sebelas malam. Akupun memberanikan diri mengetuk pintunya dan mengingatkanya agar mengecilkan volume musiknya “Bartz, boleh mo se kecil tu tape soalnya kita jabeking tugas deng so sadiki lat ini”
Kemudian dia merespon perkataanku denan nada yang sedikit keras “oh iyo, sorry neh bro nga katu jabeking tugas kita so ganggu. Mar nda guna kwa ngana mobeking tugas ehhh ujung-ujungnya ngana mo ba klar musti mo bayar. Deng banyak kita ja lia skarang klar cepat lantaran banyak doi”
Patung Sarapung dan  Korengkeng di Tondano
Aku melihat laki-laki ini sudah terpengaruh dengan alcohol ketika dia berbicara aku mencium bau alcohol dalam mulutnya.  Pikirku tak guna berbicara dengan orang yang sudh mabuk kemudian aku membalasnya dengan senyum dan berkata “ohhww… so mo pi seblah dang kita neh banyak kwa tugas”
“ok dang bro”
Akupun kembali ke kamarku dengan langkah yang perlahan-lahan karena sentakan yang biasa akan mengeluarkan bunyi yang kuat ketika berada di bawah rumah dan di bawah rumah ada yang sementara tidur. Aku pun melanjutkan tugas yang sementara di buat dan di temani cicak yang berukuran besar yang menempel di dinding seakan ingin membantuku membat tugas. sementara asik mengetik lampu yang ada di kamarku tiba-tiba mati dan menurutku lampu yang baru ku ganti beberapa hari yang lalu itu kembali putus dan akupun pergi keluar rumah mencari kios yang ada di daerah tempat kosku. Akupun tak sadar saat itu waktu sudah tengah malam dan sudah taka da satupun kios yang di buka dan aku memutuskan untuk kembali dan sisa batrey yang ada di laptop saya gunakan untuk mendengar music dengan menggunakan headset. Music itu membawaku di alam bawah sadar dan membuat mata yang awalnya terbuka lebar seakan tak bisa lagi di buka dan akupun terlelap.
tiba-tiba aku melihat satu cahaya yang kecil menghintari kamarku seakan ingin membakarnya, dia melewati buku-buku yang ada di atas mejaku dan cahaya itu mengikuti huk-huk buku-bukuku. Akupun melihat tempat yang cahaya itu lewati menyala aku takut melihat itu dan perasaanku kamar ini akan terbakar dengan cahaya yang tak kutahu dari mana asalnya dan otakku mengolahnya sampai aku menyimpulkan bahwa itu adalah cahaya api. Cahaya itu kembali melayang dan berada di dalam balon lampu yang tadi mati, balon itu bergoyang-goyang dan tiba-tiba dia dengan kecepatannya menusuk jantungku dan saat itu badanku seakan di ikat dengan tali dan aku tak bisa menggerakannya mulutkupun enggan mengeluarkan suara, aku berusaha berteriak tapi tak bisa keluar suara. Aku tak tahu apa yang terjadi dengan badanku saat ini, aku berusah sekuat tenaga menggerakan kakiku yang takancing untuk kembali bergerak dan ketika kakiku bisa di gerakan kembali badanpun kembali normal dan aku berpikir tadi kejadian tadi adalah nyata dan aku merasakan kakiku kedinginan dan tanganku merasakan keram karena badanku menjepit tangan kiriku ketika sedang tidur. Baru ku sadari ternyata aku tertidur disaat pintu kamarku terbuka saat aku hendak berdiri hendak menutup pintu itu, aku melihat ada orang di belakan pintu kamarku dan aku tak mengenalinya hanya bentuknya aku bisa tahu bahwa itu adalah manusia “tapi mengapa pria ini berada di balik pintuku di saat seperti ini?” pikirku.  Sejanak aku berdiam dan berusaha mengenali pria yang ada di balik pintu itu dan bulu-bulu nyawaku mulai berdiri, perasaan takut muncul di saat pria itu hanya diam dan ketika aku hendak mendekatinya tiba-tiba pria yang ada di balik pintu itu dengan cepat menyambarku dan di saat itu juga aku menyimpulkan bahwa itu adalah hantu, dan aku terjatuh saat bayangan itu menabrakku. Akupun berlari menuju kamar Bartz dan seikit keras aku mengetuk pintunya karena pikiranku saat itu sudah penuh dengan ketakutan “Bartz… Bartz…. Bartz buka kwa eh nda lama” kira-kira ketukan kesepuluh ada suara terdengar dari dalam kamar “kiapa?”
“buka kwa ehh nda lama”
Diapun membuka pintu kamar dan aku melihat ada seorang wanita berada di kamarnya dan aku sudah taklagi menghiraukan itu dan langsung aku mengambil segelas air untuk minum dan “kiapa re’ ngana?” Tanya Bartz dengan muka yang kelihatan mengantuk.
“ada bayang da tabrak kita kong rubu di kamar” jawabku dengan perasaan yang masih terbawa dengan ketakutan.
“hee seker, Cuma ki’ing da mimpi ngana kong ngana bilang bagitu kendo’on” balasnya dengan respon yang tak percaya.
“sungguh mati kita nda da ba dusta! Sedangkan pertama kita da tidor kong kpa ona’ kita da lia-lia ada cahaya ja baba terbang di dalam kamar, mar kita tahu kita da tidor itu Cuma sama deng nda da tidor kong kage-kage tu cahaya itu ba maso kage pa kit ape badan kong so nda mo ta bagera kita deng so baba taria nda jakaluar suara deng kita pe kaki so ta kancing ...” aku berusaha memberikan penjelasan mengenai kejadian yang baru ku alami tadi dan akhirnya dia mulai percaya dengan penjelasanku.
“ohh da katindisang koreeng ngana ehh. Bahaya eta’ tu bagitu eh minggu lalu ada kit ape tamang da katindisang kong mati lantaran dia so nda da ta bangong” ucapnya.
Kemudian kembali dia bertanya “kong bagimana tu ngana da tabrak bayang? Manjo torang pi pa ngana pe kamar.”
Kemudian aku menjelaskan ulang insiden yang terjadi tadi sembari kami menuju ke kamarku dan ketika di kamarku kami tak melihat apa-apa yang ada hanyalah kegelapan. “kiapa reen gelap?” tanyanya.
“nda tahu ehhh da kage-kage da putus kwa tu balon kong kita pasang lagu di laptop kong tidor. Kita mo tidor pa ngana neh kalu boleh”
Kemudian Bartz mengatakan “ada ta pe maitua situ ehh. Mar bole yah.”
Kamipun kembali ke kamarnya sambil bertanya “batz, ibu kos ja marah onah ja antar cewe disini ehh apalagi so tidor sama-sama?”
Kemudian dengan wajah yang sedikit kesal dengan pertanyaanku dia menjawab “so itu ba diam, kita da kase maso baba diam kwa dia”
Melihat expresi dan gayanya yang sedikit kesal, akupun tak melanjutkan pembicaraan itu dan langsung masuk di kamar dan aku tidur di kasur yang ada di sebelah mereka berdua dan dengan harapan tak akan terjadi lagi mimpi buruk dan di setan yang mencobaiku.

Tataaran, 28 juli 2014

Tidak ada komentar: