Menentang waktu di tengah keriangan
masal
Saat mementaskan Pseudo Chrismast |
Menampakan kesombongan masal saling
membodohi diri
Aku terperangkap dalam medan itu dan
begitu indah menurutku.
Aku mendapat kecupan malam itu
Mungkin saja ini bentuk keseriusannya
atau dia mengikuti cara Yudas di dalam kisah Yesus
Kebimbanganku sampai saat ini masih
menempel di ayunan kehidupan
Masihkah dengan keraguan ini dapat
memboyongku pada ketidak raguan!?
Air ini masih kabur dan semakin sulit
bagiku untuk kuminum.
Mungkin dia dapat jernih disaatku
mati dalam kehausan.
Seribu keyakinan bagiku mendapat air
yang memang jernih sebelumnya
Tetapi air itu berhenti mengalir saat kucoba menimbanya.
15 maret 2015
Barangkali ini hanya euphoria yang
membanggakanku
Di malam ini dengan sejuta
kesombongan di depan melati.
Hal yang harus kulakukan malam ini
dengan mempertimbangkan
Perdamaian diujung kelopak melati
itu
Dan berbahagialah kalian wahai murid
yang murtad di pangkal sari melati.
Ternyata kalian paham keadaan itu.
Kembali keributan menjulang di tengah
malam ini.
Beberapa dari kami adalah salah satu pembuat keributan yang berasal
Dari satu tarikan yang
mempertontonkan kebanggaan masing-masing
16 Januari 2015
BUKIT DOSA
Kerinduan menutup diri sementara kongkongriang bersuara
Malam ini menyiratkan akan datang
kekejaman rindu yang meluap
Atau mungkin ini hanya sebaliknya.
Aku meyakini ini masih sulit untuk ku
tebak
sebab penglihatanku kabur
sebab peganganku tak mampu
membuktikannya.
Warna-warna di depanku, semuanya
menyambut kepeercayaanku dengan meluap
Pun dia bisu diam tak berbunyi.
Aku percaya naik turunnya capaian
yang di sampaikan mesin ini adalah
Untuk membodohi kesejahteraan banyak
orang.
Sungguh ini sangat sulit kutebak
perjalanan dimensi ini.
Rasanya aku ingin kedimensi Toar dan
Lumimuut
Bercengkrama dengan mereka dan
merasakan perdamaian dengan alam,
Bermain dengan alam serta makan
bersama alam.
Saat ini, tempat yang penuh dengan
kotoran sudah bermusuhan dengan alam
Tak satupun dari mereka memikirkan
perdamaian dengan alam.
Yang dipikiran hanyalah keuntungan
yang mengatasnamakan gunung dan bukit.
Sinting!
Mengatas namakan alam tapi membunuh
banyak orang.
Pembabatan itu katanya akan membuat
bukit doa.
Bukit dimana banyak orang akan datang
dan akan
membawa hasil untuk kesejahteraan
banyak orang.
Hancurnya kekinian adalah seperti
bukit doa yang yang berubah menjadi bukit dosa.
Alampun tak mau bersahabat denganmu
jika dalam keseriusanmu tidak serius.
16 januari 2015
Catatan bunuh diri III
kegagalan Sinyo hari ini berdampak
dalam
kesadarannnya sebagai makhluk tak berdaging.
pemburuannya mengingatkan Siki yang sulit di lupakannya.
pagi sampai pagi kemudian bayangan
itu terus menempel sesukanya
pun disaat ingin mengeluarkan racun
sekalipun taring tak mampu menusuk daging lain
sulit melepaskan hal yang bukan
miliknya.
rasanya mengahiri hidup semakin
menempel disaat kedamaian
tak lagi dekat seperti masa kecil
masa dimana dipenuhi dengan
kesayangan pembangkang yang dulu selalu membandingkan kemampanan sinting.
lupakann semuanya! tak ada yang perlu di banggakan dalam simulasi
ini.
9
juni 2015
Catatan bunuh diri II
Barangkali malam ini ingin
meminang pagi sepi
Sepercik pancaran embun menetes
perlahan.
Sssshh ...
Ah ini mempesona malam mini ini.
Sedikit lagi pancaran cahaya
menguning
Menyinari menghangatkan tumbuhan.
Sekonyong-konyong para kelelawar
kembali ke goa, menunggu kegelapan.
Hari ini waktu bagi para pekerja
sia-sia mencari makan demi kematiannya.
Hari
dimana serpihan atom mencari berusaha mencari ketenangan.
Hari dimana kecerobohan makna
memerangi pasukan semut.
Apalah arti cahaya yang menguning ini bila kemenangan tak
mendapatkan kemenangan?
Yang membanggakan pantangan taboo.
Bahkan percikan empun tadi tak
kupercayai
Bahkan kelelawarpun tak kupercaya
benar-benar tidur
Dia disampingmu! Dia sementara
tertawa Karena
Tak ada yang akan percaya.
Lihat, dia di depanmu!
Tondano, 5 juni 2015
Catatan bunuh diri
Pernakah terpikir di benakmu untuk mengahiri semua kelukesah,
masalah, kesenangan, keputusasaan dan lain sebagainya yang dirasakan setiap
manusia?
Mengahiri hidup adalah bagian yang
selalu menghiasi perjalanan kehidupan
Sirkulasi kecemasan selalu berputar
seperti bola yang dimainkan oleh pesepak bola
Kadang berada di samping, kadang
berada di atas dan kadang berada di bawah.
Tapi pastinya itu selalu ada dan
turut mendampingimu di bumi yang penuh dengan sampah ini.
Terkadang setan dan tuhan tidak bisa
dibedakan oleh manusia tapi saat ini sudah dapat di bedakan mana yang
benar dan mana yang salah diantara
mereka hanya dengan mengikuti aturan yang dibuat oleh pemimpin kita dapat
membedakan mana setan dan tuhan sementara hati sudah dicuci dengan sabun dan
terus menyatakan bahwa itu adalah hal yang benar. Apakah memang demikian?
Apakah kalian percaya bahwa tuhan
terkadang menggunakan cara yang dipakai setan untuk mencobai anaknya atau
mungkin tuhan yang menyuruh setan untuk mencobai anaknya seperti seorang Ayup. Dengan cara apa kalian dapat membedakan mana yang benar dan mana
yang salah jika kalian tidak mengikuti pencucian otak yang petinggi kalian
lakukakan? Tentu kalian akan menjawabnya dengan mengatakan “dengan melihat
buahnya. Atau dengan melihat perbuatannya”. Jawaban seperti itu menurutku
memang benar dan saat ini kalimat seperti itu juga digunakan orang modern untuk menjatuhkan mereka yang masih menggunakan praktik-praktik keduluan.
Hal ini yang kumaksud akhirilah
hidupmu jika pemimpinmu membawamu kedalam jurang yang penuh dengan duri
yang tajam dan membawamu untuk dimakan binantang buas yang sementara kelaparan
padahal binatang tersebut diciptakan hanya biasa-biasa saja namun yang luar
biasa adalah segambar dan serupa denganNya. Bukankah itu membanggakan?
6 Januari 2015
Gayamu selalu kutiru dalam
setiap kegelapan
Terbayang jiwa yang ceria dalam tawa
itu
Takjub kulihat matamu
O ini tak masuk akal.
Ini hanya buang-buang waktu.
Aku berusaha melahirkan sesuatu yang
baru.
O kelahiran itu membodohiku.
Berapa banyak hal yang kuhabiskan
dengan cinta ini.
O sungguh hatiku ingin terbang
Berbagai macam parfum telah tertancap
di pakaian ini
Begitu banyak pakaian kupakai dan
hampir semua telah ku nikmati.
O ini tak masuk akal
Ini hanya buang waktu
Cinta hanya buang-buang waktu.
Ini kebodohan yang membanggakanku
Hari ini aku tahu, aku hanya
buang-buang waktu.
13 Mei 2015
Hari ini kunjungan Sinyo di tempat
yang dingin dan dikenal dengan berbagai macam bunga dengan makna yang menyatu
dihadapannya.
Siang ini dia terlamun diantara
langit mendung, disetartai kicauan burung rinceng membuat Sinyo melenceng pikiran. Serentak dia berangkat dibalutan kain merah kecoklatan dan keluar untuk
melihat senyawanya yang katanya akan melewati persinggahannya ini.
"Senyawa? Ah bahkan aku sendiri
tak tahu dimana nyawaku dan bagaimana aku mendapatkannya sampai membawanya
pulang dihadiratku"
Begitu banyak pandangan mempesona
melambaikan tangan pada Sinyo yang berdiri di atap rumah. Mata yang tajam
memancarkan kekaguman dilapisi pakaian merah dan celana jeans melambangkan
keganasan masa membuat mereka tarkagum menanti bahkan mencium pipi Sinyo.
"Dasar manusia-manusia sinting!
Hari ini pekerjaanku hanyalah menjebak kalian. Hari ini aku dapat melihat
wanita hanyut dalam keindahan luar termakan dengan mode. O sungguh aku sangat
membenci sifat durhaka itu"
Akhirnya Sinyo masuk kembali kedalam
kamarnya dengan bermaksud mengambil istirahatnya sebentar untuk menemani
kesendiriannya.
"Alangkah indahnya hari ini aku menemani kamu wahai manusia tak bernyawa" ucap istirahatnya sambil mengelus kepala Sinyo.
"Alangkah indahnya hari ini aku menemani kamu wahai manusia tak bernyawa" ucap istirahatnya sambil mengelus kepala Sinyo.
"Hari ini dan beberapa hari yang
lalu aku berusaha menjumpai wanita yang kurindukan untuk kumiliki. bahkan
sampai saat ini aku tetap menanti kedatangannya setiap hari aku mencuri waktu
yang disimpan dan aku melirik kegitan yang dia lakukan lewat buatan penindas
itu. Hari ini aku butuh balutan tanganmu untuk menemani istirahatku sejenak dan saat bangun aku mempunyai kepercayaan baru untuk mendapatkan
penantianku"
Rindu sinyo tak pernah luntur bahkan
ketika dia tahu begitu banyak pemangsa diluar yang berusaha
mendapatkannya.
"Aku akan menemanimu wahai insan
yang tak bersyarat namun temaniku untuk berkeliling menikmati balutanmu"
Mendengar hal itu Sinyo dengan
sekejap bangun dan begitu kecewanya dia "sungguh aku sangat mempercayaimu
untuk menemaniku. Hari ini aku memutuskan untuk tidak akan tidur. Bahkan
istirahatkupun aku tak kupercaya"
14 Mei 2015
Kaget dia ketika mendengar badannya
mengalami perubahan daya disaat tulang belulangnya tertancap didataran papan
yang di balut dengan kain sutra yang kusam.
"Ahhhhh....." teriak wanita
itu ketika melihat sesosok yang berada di sampingnya. Badan yang sedikit lebih
tinggi darinya wajah yang kabur dan masih sulit dijelaskan yang lainnya.
Berlari dia menuju si Inyo yang tertidur dipangkuan singgasananya.
"Tuan, maafkan kelancangan hamba sudah berani masuk di tempat yang tak layak ku tempati" ucapnya sambil merunduk didekat kaki si Inyo.
"Tuan, maafkan kelancangan hamba sudah berani masuk di tempat yang tak layak ku tempati" ucapnya sambil merunduk didekat kaki si Inyo.
"Ada apa budak?" Tanya Inyo
dengan expresi wajah kesal dengan kelancangan wanita itu.
"Aku melihat ada sesosok yang tak tahu apa itu dan dia berada di sampingku ketika aku sementara tidur, dia menatapku begitu tajam sampai pikirku untuk lari kemari. Jika tuan tidak percaya aku berikan buktinya" sambil berdiri dengan perlahan dan mengambil tangan Inyo dan disentuhkannya dada yang berdetak kencang.
"Aku melihat ada sesosok yang tak tahu apa itu dan dia berada di sampingku ketika aku sementara tidur, dia menatapku begitu tajam sampai pikirku untuk lari kemari. Jika tuan tidak percaya aku berikan buktinya" sambil berdiri dengan perlahan dan mengambil tangan Inyo dan disentuhkannya dada yang berdetak kencang.
"Kurangajar! Begitu lancangnya
kamu menyentuhku bahkan kau ingin mempermalukanku karena aku begitu sulit
menyentuh kamu seperti manusia pada umumnya" si Inyo balik marah ketika
wanita itu tak sopan.
18 maret 2015
Wanita itu terbangun disaat fajar
memberikan sentuhan ditepi kanannya dan serentak detak jatungnya menjadi cepat
ketika dia merasakan matahari lagi. Diketahuinyalah bahwa kehidupannya
adalah kesia-siaan jika habis didalam lumbung kebinasaan.
"Ini memang salahku, ini memang salah kami ketika menguasai tempat ini. tak sedikitpun yang berani menentang kami saat kediktatoran ayahku yang tamak tak berpendirian. Saat ini mereka telah menguasai kami. aku menyesal menjadi manusia" Teriak wanita yang mengalami kesengsaraan akibat orang lain itu.
Inyo dalam degupnya ternyata selalu datang diselah-selah jerami tempat tinggalnya dan selalu memperhatikan kesedihan wanita itu namun pun merasa kekuasaan dirinya hanyalah kesia-siaan dan tak akan abadi. Takut dirinya mendekati wanita itu dia pernah menolongnya saat wanita itu hampir mati disana.
"Mengapa ketakutan itu mengahantuiku bahkan disaat aku memiliki segalahnya" ucap Inyo sambil menggonggong.
"Ini memang salahku, ini memang salah kami ketika menguasai tempat ini. tak sedikitpun yang berani menentang kami saat kediktatoran ayahku yang tamak tak berpendirian. Saat ini mereka telah menguasai kami. aku menyesal menjadi manusia" Teriak wanita yang mengalami kesengsaraan akibat orang lain itu.
Inyo dalam degupnya ternyata selalu datang diselah-selah jerami tempat tinggalnya dan selalu memperhatikan kesedihan wanita itu namun pun merasa kekuasaan dirinya hanyalah kesia-siaan dan tak akan abadi. Takut dirinya mendekati wanita itu dia pernah menolongnya saat wanita itu hampir mati disana.
"Mengapa ketakutan itu mengahantuiku bahkan disaat aku memiliki segalahnya" ucap Inyo sambil menggonggong.
17
maret 2015
Logo organisasi yang berasal dari Desa Tondei |
Wanita itu merintih dalam
tangisannya, berdebar dia ketika mengingat perbuatan ayahnya yang berpendidikan
namun menindas para binatang yang tak mengenal lelah dalam membangunan tempat
itu. Kini para binatang yang di pimpin Inyo berhasil menguasai dunia dan
manusia menjadi anjing yang setiap saat menjulurkan lidah. mencari
makanan di tempat sampah, berhubungan sex di tempat-tempat umum dll. Kini Inyo mendapatkan gelar Mephistopheles gelar yang di anggap pantas untuk mereka
yang membuat dunia pada titik derajat yang sama.
"Mengapa wanita itu begitu sedih? Bukankah dia mestinya gembira karena masih merasakan nafas dari tuhan yang mereka ciptakan?" Gumam Inyo dalam hati sambil menggelengkan kepalanya.
"Mengapa wanita itu begitu sedih? Bukankah dia mestinya gembira karena masih merasakan nafas dari tuhan yang mereka ciptakan?" Gumam Inyo dalam hati sambil menggelengkan kepalanya.
16 maret 2015
Badanya
semakin dingin di tengah selangkangan itu, mungkin dia akan mati dalam lima
menit kedepan jika dia tak mendapat bantuan dari Inyo. Wanita itu sudah
pasrah dengan keadaannya yang akan mati sia-sia karena usahanya meminta bantuan
dari inyo tidak berhasil.
"Ulurkan tanganmu wanita! Begitu sulit diriku untuk membantumu dengan kejahatan kalian pada bangsaku. Tetapi betapa sintingnya diriku membantu dirimu" kagetnya wanita itu mendengar ucapannya. dan begitu heran dia ketika inyo bisa berbicara layaknya seperti manusia biasa.
"Terima kasih" Inyo pun langsung meninggalkannya dan mencari makanan di seberang.
"Ulurkan tanganmu wanita! Begitu sulit diriku untuk membantumu dengan kejahatan kalian pada bangsaku. Tetapi betapa sintingnya diriku membantu dirimu" kagetnya wanita itu mendengar ucapannya. dan begitu heran dia ketika inyo bisa berbicara layaknya seperti manusia biasa.
"Terima kasih" Inyo pun langsung meninggalkannya dan mencari makanan di seberang.
15
maret 2015
Si Inyo menggonggong sambil menjawab
"kalian berjuang tapi sia-sia! Modal pengetahuan membodohi 'diri' apa
gunanya berpengetahuan?" Di sela-sela selangkangan terdengar teriakan
manusia yang meminta bantuan pada si inyo namun sulit bagi wanita itu untuk
berkomunikasi karena si Inyo mengonggong dan si wanita itu berusaha mengonggong
tapi si Inyo membiarkanya
14 maret 2015
Kaget Sinyo mendapati tempat yang
penuh dengan kesuburan nyamuk berdiri manusia yang memenangkan dunia kearifan
Sinyo.
"Kenapa yang kusanjungi melipat
kaki dan dengan santai berbagi sunyuman padaku? O sang dewa yang tak kupercaya
membebaniku dengan senyuman ini. Kemana lagi aku menyimpan senyuman ini? Segala
bentuk dalam diriku sudah penuh dengan keindahanmu manusia pujaanku".
Ingin rasanya Sinyo memegang tangan
itu di depan semut dan nyamuk sambil berkata
"o indahnya kelembutan yang kunanti ini telah ku sentuh"
"o indahnya kelembutan yang kunanti ini telah ku sentuh"
Sesaat setelahnya terdengar suara
yang ditujukan pada semut dan nyamuk.
"Aku akan pergi kembali di
kehidupanku disebrang jalan"
Terkejut Siki mendengar penantiannya
akan pergi.
12 Mei 2015
Kau datang menghampiriku
Rasanya mimpi itu benar
menghampiriku.
Keajaiban apa ini?
Apa yang harus kulakukan?
Tepat yang di depan mataku
O mata yang menyala itu
Dia kini di depan mataku.
Apa yang harus ku lakukan dengan
mimpi ini?
O sungguh katakan bagaimana bagaimana
kau mendapatkan senyawa ini
Sampai aku terbawa kesenangan ini?
Hujan lebat membebani penantianku
Tepukan Penyiksa tetap terpendam.
Biarkan suara hati tak terucap.
O cinta pertamaku tak terucap.
Kini apa lagi yang harus kubilang
pada diriku dengan ini?
Kini aku harus bilang apa pada tangan
dan kakiku?
Layang-layang yang melayang pun sudah
kehilangan tuan.
O tepukan penyiksa!
10 Mei 2015
Mira
Musik keras dengan alunan cermin
depresi berteriak
Kemana manusia yang kehilangan
menghilang
O indah tubuhmu menggambarkan pesona
riang memanah
Mira sungguh dalam-dalam aku
terhantam diskotik merah
Beriringan hidup dengan sejuta
narkoba ini menghiasi malam dengan rangkaian keindahan pagi
O Mira keindahan wajahmu menghiaskan
kemasan lukisan abstrak dengan kehidupan tandatanya
Berjalanlah denganku hai penerbang
dengan hempasan pasir memutih
Di tambah bongkahan batu pantai
rasuki aku
Kemana lagi perjalanan panjang ini
jika tak kulihat pipimu yang merah
lambang
Kebersamaan.
Oh sungguh indah hal ini
Oh sungguh berbuah
Oh tanamanku
Marilah kepadaku dan bermain angin di
panas yang keras
Tusukanya tak kupeduli lagi jika
berjalan dengan gandengan
Sutra.
Mira, diamkupun mencoba menjauhi
pantai o
Memang persoalan kesulitan dengan
kehilangan kerinduan
Membuatku tak tahan.
Sungguh kuharap ini mimpi dan bangun
di atas puncak sinonsayang dan melihat pantai dari atasnya.
Sejuta puisi tak mempertahankan keadaan ini
Sejuta pohon tak mampu memberikan nafas
Pun bahkan nadi sampai berhenti
berdenyut
Hanya membuat penyegar dahaga rasa.
16 april 2015
O KEARIFAN
Rasa panas dengan ringan
memberatkanku dengan kekakuan sang pelita di petang yang bising
Riak-riak kemenangan menjembatani
peradabannya. Sesuatu membendung jembatanku. beratku tak lagi mampu ditahan
oleh jembatanku.
Sungguh, sungguh keramaian tempat itu
membingungkan masa dari masa sampai masaku membingungkanku.
O sungguh kearifanmu meramaikanmu
dalam kekacauan polosmu.
O sungguh pendapatan masamu memasakan
mereka dengan kearifanmu.
O sungguh aku terpenjara dengan
banyak dentingan nadamu, akupun terpenjara dalam hal pemujaan.
O bagaimanakah kau menjaga kearifanmu
dengan berderatan pendosa malu yang sementara mengantri mendapatkan bagiannya?
O sungguh dengan apakah kearifanmu
menjembatani bahkan membentengimu?
O sungguh apa yang akan kau lakukan
dengan melihat kearifanmu yang memuncak kebawah yang sedang asik dalam
sumpahnya.
Pendosa malu sementara menyirami
kearifanmu dengan tenaga batuan segar dan memberimu makan air yang penentang
masa.
O dengan apakah kearifanmu terjaga?
O dengan apakah kearifanmu berjuang?
O kearifan, apakah kau mengingat
pendosa di belakang pendosa malu?
O aku membanggakan kearifanmu!
Apa yang akan terjadi jika kearifanmu
menghilang? Tak lain aku akan meninggalkannya dan mencari kearifan yang baru.
29 April
2015
PLINGGIR
Menikmati penerbanganmu,
Itu yang selalu berada di dalam
bagian selku.
Perlahan angin mulai menampakan diri
dan seketika itu terlihat
Hangatnya perjumpaan di udara yang menghangatkan
juga
Di saat sayap terhantam angin.
Penasaranku dengan yang
mempermainkannya
Viouwww …
Viouwww …
Tiupanku untuk memanggil angin
Bersamaannya kulayangkan dan terbang
ditemani burung pisok
Melayang menncari siapa pemainya.
O sungguh pancaran matahari
membangkitkanku dengan pancaran cahaya
Seakan membantuku mempersatukan ini.
Sungguh takbisa kulupakan melihat
layang-layang itu
Menyambut benang dan seakan terjadi
pertarungan diudara
Seketika itu salah satu dari keduanya
terlepas dan popong.
Putarbale!!!
Sabtu, 20-Juni-2015
Sandaran mata melirik senyuman di
seberang rumput menyiratkan mata ini sementara berimprofisasi.
“marilah dan hampirilah manusia penuh
kesenyapan ini. Tibakan aku dengan denyutmu yang tak berdenyut. berikan kasih
kehancuranmu dan buatlah ketakutan semakin meraja dipelupuk mata”
Teriak Sinyo pada wanita pencerah
itu. Sekonyong-konyong manusia yang penuh dengan pakaian putih itu semakin
dekat padanya.
“tak penah kudapati pelupuk matamu
meraja dalam kehancuran, tak pernah kudapati kesenyapan dalammu namun perlahan
kemauanmu membebani dan berusaha menyamatkan keserakahanku padamu”
16 Juni 2015
Para bedebah ini membumbung kebawah
dan berbangga dengan kebawahannya
Sempat tempat para bedebah itu di
tempati Sinyo
Namun tak kunjung lama ketika
dilihatnya manusia dengan pakaian jubah sarjana mulai membuat aksi akrobatik di
tengah penonton yang histeris dengan tipuan sederhana.
Rasanya ingin di buktikan Sinyo
tipuan yang membawa petaka itu namun melihat Siki melayang dengan kesengannya
rasanya tak ingin dihancurkannya kenangan itu.
21 Juni 2015
Masuk melalui perdamaian jiwa,
tiba-tiba si Buntal dengan sengatan gigi tajamnya tertanam dipelipis Sinyo.
Dia masih berpikir apakah ini masih dalam standar bercanda atau tidak.
Masih pun dia tetap berpikir namun
semakin sakit gigitan Buntal.
Selesaikan ini binatang jalang dan
tetaplah di jalan
Lihat langkah pejalan disana yang
terpenjara dalan jalanan mereka.
30 Agustus 2015
Kalau kau belum memberikan hatimu,
Apa yang sudah kau lakukan?
Apa yang sudah kau lakukan di
persinggahan ini
Jika kau belum memberikan hatimu?
Apa yang sduah kau lakukan?
Apa yang kau lakukan di dunia
ini jika tak pernah
Merasakan jatuh cinta?
Tuhan pun akan bersuka cita dengan
Pandangannya padamu.
25 januari 2015
SRIGALA
Mata kembali terbuka disaat sedang bercumbu
Dengan tidurku yang nyanyak
Cahaya itu menyinari ruangan yang
sepi ini
Dengan keceriaan yang disadukan
bersama
Kicauan burung.
Barang kali saat seperti ini yang ku
inginkan
Namun tak kuinginkan
Sungguh kesenyapan tadi yang
kurindukan untuk hadir
Di atas pijakan tanah ini.
Alangkah indah jika itu terepenuhi
dengan sejuta keseriusan diri.
Oh laksana rasannya aku hidup
berdampingan
Seperti Toar dan Lumimuut.
Jika me’em I maapi aku percaya itu untukku
Dan bukan si srigala lapar yang
berkeliaran.
Rasanya aku ingin memaki mentari ini
dengan
Sejuta makian yang terdapat dalam koso’
Waau ... keanehan yang menjadi postur
yang mendambakan pelangi
Namun aku juga srigala lapar.
10 Februari 2015
Hujan yang bercampur panas ini
menandakan kematian seorang akan muncul
Disaat petang dalam kabut tebal yang
bercampur remang.
Kematian itu akan kubuat sedikit
cahaya padam dimalam hari
Dan sedikit musik klasik membawaku dalam kerasukan untuk menghintari
kecamuk
Pemusnah.
Aku ingin musnah tanpa pemusnah itu.
Sugguh ini gila, hal itu harus
kulewati jika ingin berakhir seperti itu.
Orang setengah waras menghujaniku
dengan sejuta bahasanya yang tak kumengerti
Bahkanpun sebaliknya.
Mimpi yang mampir di malam itu adalah
proses penguasaan diri untuk belajar
Menentang diriku bahkan orang lain
yang dekat dengan kemudaannya.
Tak perlu hari ini kau membanggakan
dirimu
Suatu saat hal yang membuatmu kuat
dengan sendirinya akan
Memakanmu.
Hai manusia pembual, hentikan kemualanmu!
Malam ini kau akan merasakan
Damainya kehidupan sesudah kematian.
10 Februari 2015
Tiba-tiba si Usi masuk melewati pinggiran gedi
Yang subur disamping jendela wanita
yang sedang senyum sendiri
“mimpi ketika aku menginginkanmu
disetiap kesunyianmu
Selalu malam aku membayangimu aku bisa
membuat mimpi.
Permadani disamping pantai o mimpi
basukan sedikit lagi
Durasimu”
Tiba-tiba tanpa disadari si Usi
terlelap disaat Siki
Menunggu mimpi dan akhirnya dia
tertidur
Dan di bagunkan nyamuk dengan berbagai
jenis.
29 Oktober 2015
Terjebak nostalgia
Semangat pagi memulai kehidupan
Dengan dingin embun kemarin.
Semangat siang berdampingan dengan
kesenagan pagi
Malampun tiba dengan seberkas cahaya
pagi dan siang.
Sungguh perjalanan ini menyenangkan
malam.
Wahai sang malam teruslah bercahaya
dengan senyuman siang.
O purnama membangkitkan srigala
pemburu.
Tondei 4 Juli 2015
Mendesah si Impit meraba kegelapan.
cahaya lilin ditelapak kanannya
Tak mampu menerangi ruangan itu.
Ah nampaknya manusia bijaksana ini manusia pendosa. aku berkata padamu
“ratapkanlah dirimu manusia pendosa
aku berkata padamu
Dunia ini akan terbelah sekalipun
anak petir menolong kalian”
Tiba-tiba cahaya dengan seketika itu
terbuka.
Si Impit tahu ini hanyalah permainan
rekayasa
Sang pembuncit perut.
22 Agustus 2015
Hari dimana peranan dosa menghampiri
pecundang gembel.
Di berkatilah anak gembel ini dengan
kepenuhannya yang
Rakus harap. Mengumpulkan pedang
dengan memberikan
Kebenaran namun kepentingan diri yang
di pentingkan.
“hey badut gembel pendidikanmu tak
lagi ku perhitungkan!
Kau beronani dengan kesenanganmu dan
menjatuhkan puing intan
Pada pesona lain berdalih kebenaran,
berdlih kesejahteraan” kataku.
Ingin rasanya kutusukan belati ini
Di pelipis mata kirimu agar kau sadar
kirimu itu adalah
Kanan bahkan lebih dari itu.
Ratapan hari ini mendesakku untuk
segera
Melemparinya dengan bunga bangkai
supaya dia mampu
Beradaptasi dengan kebusukannya itu.
18 September 2015
Slave or?
Every moment I heard your name with
spirit of shout.
I knew spirit that you gave has made
me amazed
Your soul pour of me.
Let shout!
I Yayat U Santi!
Hear my voice and you’re gonna let
your madness!
Hear my voice and take control!
Hear my voice and finally you can
find yourself!
I cared of you ‘cause your voice it
doesn’t heard
Let your voice be your sword for cut
the enemies that ready kill you.
Let change the situation become a
peace.
I Yayat U Santi!
It become your soul when you accept
it
Or you’re gonna be slave in your place.
Tataaran 29 Oktober 2015
Suara pembangkit listrik itu
terdengar jelas malam itu
Penerangan malam ini berada di
tempat-tempat mereka yang menengah keatas.
Namun kegelisahan masih membumbung
tinggi disini.
Suara kendaran terdengar lamban dan
penuh semangat.
Para penggiat malam mengaktifkan diri
di depan jembatan itu.
Saat ini kami terperangkap dalam
tempat sendiri dan tak ada jalan keluar untuk berlari.
Hanya penerangan itu yang membuatku
terganggu oleh kebisingannya.
Tetes demi tetes air yang berada di
atas kabel itu jatuh dan mengagetkan perasaan
Yang hangat itu. sungguh suatu
sentuhan yang membekukan badan diatas
Langit yang berbintang ini.
Riwayatkan dirimu dengan sejuta tanda
yang membentangkan seisi bagianmu
Dan sekali lagi
Ahhh … pun kembali menetes.
Terkejut saat Sinyo mendapati tulisan
itu di lantai yang dibubuhi keriangan prajurit semut dan dermaga yang
menanti kapal yang akan tiba namun keadaan ini tak seperti suasana penunggu
yang menanti kekosongan tak pasti. Perlahan mata yang binar itu kini meresahkan
puing-puing bambu. Wajah yang tertekan kesakitan batu dan jantung semakin
cepat berdetak. hati yang melebur dalam dekapan surya meledak dengan seketika.
"Arrrhhh!" Kembali
teriakannya didengungkan dengan harapan alam bebas mampu memberi tanggapan
keadaannya. Sebotol alkoholpun menjadi pelampiasan Sinyo yang duduk kesakitan
disamping rumah yang mempunyai tanaman pisang dan reruntuhan tanah.
Terkejut Usi melihat Sinyo yang
sudah tak biasa lagi.
"O engkau pecundang hampa,
teriakanmu tak akan memabukanmu dengan sebotol itu"
Sinyo berbalik badan dan langsung
menujukan matanya di suara itu dan dia menjawab "alangkah indahnya
bercumbu diatas daunan yang memisahkan antara mata dan hati namun sulit bagiku
untuk tenang saat ini dan jangan kau tenangkan aku hai makhluk pencuri
damai"
Tak ingin melanjutkan percakapan itu,
akhirnya siusi pergi dan berpikir tak ada guna mengambil damai pada yang tak
damai.
Kasih yang tak sampai di puncak yang
itu.
7 Mei 2015
Terkejut Sinyo mendengar bahwa Siki telah
mendapat pasangan dalam keadaan ini. Berat baginya saat ini melanjutkan
perjuangannya dalam hal menunggu tanggapan yang menyenangkan Sinyo tetapi hal
ini justru semakin tersiksa dalam keadaan. "Arhhh" rasa sakit
yang menjadi jadi dalam dirinya sehingga teriakannya menjadi simbol
kehancurannya.
Siki mengetahui keadaan Sinyo yang
semakin tertekan namun dalam benaknya Siki tak mau mengecewakan Sinyo dengan
cara pergaulannya ýang tak mampu bertahan dengan keadaan. Pertemanan menurut Siki yang tepat untuk Sinyo.
"Begitu beratnya perjuangan ini,
akankah kudapat menggapai dan memegang hati siki dengan erat. Jika aku dapat
memegangnya sungguh tak kusia-siakan kesempatan ini" gumamnya dalam hati
sambil mengenduskan nafas yang panjang tanda tetap menunggu siki
6 Mei 2015
Tidur terkulai didasari oleh
sisa-sisa bambu yang disia-siakan manusia durhaka .membuat Sinyo merentangkan
badannya dan menyentak dengan keasikan dunia.
"O bagaimana hari ini duniaku? O
bagimana waktu kesendirianku? Dimana engkau makhluk pencuri damai? Sesungguhnya
aku terjatu dalam subur palsu. O sakit jiwa kecilku tertusuk manusia
penyiksa batin. O dimana keseharianku? O dimana manusia pertamaku? Aku
memerlukan topeng yang tak mampu di tebak oleh si manusia pencuri damai. Barangkali
putri malu mampu meminjamkan duri yang pemalu itu. Ah aku bisa bertanya."
Dalam hatinya berbicara mencari si duri pemalu itu. Dalam badan yang terlentang
pasukan semut pemalas menghiasi kakinya yang penuh dengan kelembutan rindu.
"Jiwaku berusaha memasang
duniamu o Sinyo. Hari ini pembayaran dosa membumbung dihadapanku dan aku akan
merasuki jiwamu yang halus dengan kesunyian. barangkali kau begitu indah untuk
ketololanmu yang menanti sesuatu yang tak pasti! Aku akan merasukimu dan biarkan
kau sadar bahwa aku adalah jiwamu yang sebenarnya kau simpan" duri pemalu
itu berusaha meyakinkan sinyo bahwa dia telah membiarkan durinya merunduk tanpa
pernah disentuhnya.
"O diriku, apapun diriku yang
kau katakan sesungguhnya sumur yang dalam ini menyiksaku namun aku tak mau
keluar dari sumur ini. Biarkan aku terbawa dengan air busuk dalam penantian
ini"
11 Mei 2015
Ungkapan Untal
Habiskan denyutmu dengan segenap keresahan
jiwa
Meratapi kegagalan kemarin.
hari ini dan besok meringankan beban
jiwa
Kemunafikanmu kemarin memerkan
kebusukanmu hari ini dengan kesombongan esok.
Rinduku tak lagi bersamamu dan aku
lebih memilih mati
Demi menjauhi kemanusia busuk dalam
kalian.
Dengarkan musik ini dan kau
Akan terbawa dalam minggu yang suram
untuk menikmati harapan sia-sia.
Masuklah dan cobalah rayu dengan
kemapanan sintingmu!
Kau akan mendapatkan cercaan jika
tanpa kemunafikan dalammu.
Hal itupun akan membumbung tinggi dan
akan roboh dengan sendirinya
Mati adalah jawaban.
Tataaran November 1, 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar